Kupang, Vox NTT- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, mengungkapkan rasa bangga bisa memberikan kuliah umum di Ledalero-Maumere, Kabupaten Sikka. Itu karena Ledalero sebagai pusat Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK).
.
“Setiap kali hadir di Seminari Tinggi Ledalero ini, saya sangat senang karena pasti akan mendapatkan inspirasi. Saya pernah nginap di tempat ini dan berdiskusi secara mendalam tentang banyak hal, ” kata Viktor saat memberikan kuliah umum dengan tema ‘Merajut Mimpi dan Harapan tentang NTT yang Lebih Baik’ di Aula St. Thomas Aquinas Ledalero- Maumere, Sabtu (24/11/2018) kemarin.
Di hadapan segenap civitas akademika STFK Ledalero, ia memperkenalkan visi NTT ‘Bangkit Menuju Sejahtera’.
Menurutnya, untuk mengentaskan ketertinggalan dan keterbelakangan NTT dibutuhkan kerja luar biasa dan tidak mungkin lagi pendekatannya biasa-biasa saja.
“Kita belajar dari Yesus. Untuk menyelamatkan manusia dari situasi keterpurukan dosa, Dia telah mengorbankan diri-Nya. Suatu langkah yang ekstrim. Begitu pun dengan NTT. Kalau kita ingin menyelamatkan situasi ini, Gubernur,Bupati dan gereja-gereja tidak bisa bergerak dengan cara biasa-biasa saja,” ujar Viktor.
Ia menjelaskan, hal utama yang perlu dibangkitkan adalah cara berpikir manusia NTT.
Menurut Viktor, Gereja memiliki peran penting untuk membantu Pemerintah Provinsi dalam menemukan kembali visi tentang NTT yang lebih baik melalui pendidikan.
Persoalan tentang pendidikan, kata dia, tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.
“Sekolah harus kembali menjadi prioritas dari gereja-gereja. Saya sudah berbicara dengan para Uskup dan Sinode GMIT. Saya ingin semua gereja punya sekolah dari TK sampai SMA. Gereja tidak mungkin bisa menciptakan karakter manusia beriman jika pendidikan tidak dirapikan, ” jelas Viktor.
Ia mengajak, para pastor dan pendeta untuk berperan juga sebagai pendidik.
Menurut dia, iman sebagai sebuah imajinasi besar hanya bisa dikonkretkan, terutama oleh manusia yang terdidik dan tersistem secara baik.
“Saya percaya, para pastor dan pendeta dengan visi keterpanggilannya untuk melayani, dapat melakukan transfer pengetahuan dan membentuk karakter manusia yang kuat. Menghasilkan manusia dengan moralitas hebat. Pemerintah akan mendukung secara penuh dari segi penganggarannya. Berapapun yang dibutuhkan gereja, asalkan untuk pendidikan manusia berkualitas, pemerintah siap membantu,” tegas Viktor.
Viktor berharap, agar STFK Ledalero dengan keunggulannya dalam filsafat turut serta dalam peningkatan budaya literasi masyarakat NTT yang sudah tergolong rendah.
“Kalau literasi kita rendah, bukan hanya Gubernur yang malu. Uskup, Pastor, Pendeta, Polisi, Tentara dan semua orang NTT pasti malu. Saya yakin kalau kita benahi pendidikan secara bersama, hasilnya akan luar biasa tampak dalam tiga tahun,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Viktor juga membeberkan berbagai program dan kebijakan dalam Visi NTT ‘Bangkit Menuju Sejahtera’. Terutama pengembangan pariwisata sebagai penggerak utama kebangkitan NTT.
“Saya mengajak seluruh civitas akademika Ledalero untuk menjaga kebersihan lingkungan. Karena kebersihan adalah salah faktor penunjang utama menuju pariwisata NTT berkelas dunia, ” pungkas Viktor.
Sementara itu, Pembina Yayasan Santu Paulus Ende yang menaungi STFK Ledalero, Pastor Lukas Jua, SVD mengungkapkan kegembiraannya atas kehadiran Gubernur NTT.
Ia juga mengapresiasi keputusan Gubernur terkait moratorium pengiriman tenaga kerja asal NTT ke luar negeri maupun ke daerah lainnya.
“SVD Ende bersama STFK Ledalero punya dua prioritas perhatian terkait pengabdian masyarakat yakni masalah HIV/AIDS dan pekerja migran. Kami dukung penuh kebijakan moratorium TKI. Sebagai lembaga ilmiah, SVD Ende bersama STFK ledalero dan Lembaga Penelitian Candraditya telah melakukan penelitian data tentang masalah migran pada lima kabupaten di Flores. Datanya sedang diolah untuk diseminarkan dan dapat menjadi pijakan untuk pengelolaan masalah migran di NTT,” ungkap Pastor Provinsial SVD Ende itu.
Pastor Lukas Jua, juga menitipkan beberapa persolan mendasar di NTT yang mesti segera diselesaikan.
Itu di antaranya, mutu pendidikan yang rendah, infrastruktur jalan provinsi yang rusak parah serta persoalan korupsi.
“Kami berharap agar semangat mantan Gubernur Ahok (Basuki Tjahaja Purnama, red) juga menjadi semangat Gubernur NTT. Menggabungkan iman dan politik dalam kepemimpinan untuk NTT yang lebih baik. Dengan latar belakang Gubernur NTT sebagai orang berpengalaman dalam bidang bisnis, kami berharap bapak mampu menularkan semangat wirausaha kepada kaum muda,” harap Pastor Lukas Jua.
Untuk diketahui, pada akhir acara tersebut , Ketua STFK Ledalero, Pastor Dr. Otto Gusti Madung, SVD memberikan cinderamata kepada Gubernur NTT sebagai kenang-kenangan.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba