Parade Malam
/1/
Puasaku berbasa basi, sekadar bercerita tak ada tuhan hari ini, aku melayang membuang mimpi di mana lagi harus kucari. Tuhanku telah dibuang pada tong-tong sampah, pada kumuh kamus jemari lusuh.
/2/
Malamku bukan milikku. Tertanggal separuh waktu diusiaku. Semoga saja tuhanku mengasa mengawini wanita di paruh baya pada lekuk tubuhmu yang mahir.
/3/
Ini hanya kisahku, coretan tanganku sewaktu-waktu tuhanku dibuang, diasingkan dan dicampakkan. Suara menjerit telinga menjadi mati rasa, nurani mati raga. Ah..tuhanku kau layak mengutuk nadi untuk keinginanmu.
Siapakah tuhanku..???
tuhanku bukan Tuhanku
Juga bukan Tuhanmu
Tuhanku, barangkali tentang kita di makam terakhir mimpi kita.
Coretan tangan, November 2018
Ambigu
Aku hanya ingin mencium waktu ketika kau tahu apa maksudku.
Kapela, 2018
Keluh
Maaf, aku menoleh darimu,
Sebab di bibir dan mataku, aku masih menyimpan ingin untuk merengkuhmu
Keluhku.
Ledalero, 2018
*Penulis bernama lengkap Martinus Pancarianus Setu. Biasa disapa dengan nama pena Che. Saat ini penulis bertempat tinggal di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero, unit Mikael. Penulis merupakan salah satu anggota kelompak sastra ASAL Ledalero. Penulis sangat menyukai senja dan kopi pahit.