*) Puisi-puisi Tonce Lebuan
Kepala Puisi
/1/
Rambut
Mengapa engkau lupa bahwa sehelai rambutmu
Ditanam Tuhan dengan jemarinya menggenggam tumpukkan cinta?
Percayalah orang akan mengatakan cintanya sampai ke titik ini.
Dimanakah Tuhan mula-mula menanam rambutmu?
/2/
Kepala
Tuhan yang canggih bersemayam di dalamnya
Jagalah ia dengan doa ketika engkau terlelap dan terjaga
Agar Hantu tak menyelinap masuk lantas membawamu ke api
Yang kau sebut sebagai neraka!
Apa itu neraka menurut Tuhan?
Hantu tahu dimana surga terletak? Di kepalamu!
/3/
Mata
Dosa tak bermuara dari pandanganmu
Bila semua yang kau tatap adalah berkat dan rahmat!
/4/
Telinga
Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar jeritan Hawa, desahan Adam,
Amarah Kain, debur Bah di bahtera Nuh, derak api di jantung Sodom dan Gomora,
Derita Bunda dari Getzemani ke Golgota dan…
Quo vadis? “Sebelum mulutmu menyebut-nyebut nama-Ku, Aku telah mendengar kecipak
dosa membentur sucimu, berbicaralah!”
/5/
Mulut
“Atas nama rambut, kepala,mata dan telinga kuserahkan puisiku!
Hidungku tak kubawa serta, ia masih belajar menghirup aroma anggur pada meja buatan ayahMU, Yosef.”
Gere, April 2018
Getzemani
Aku bangga peluhMU menetes di rumahku.
Kenanglah aku sebagai tempat yang bernama CIUMAN!
Lewohala, 2018
Perihal Usia
Usia kita, dari Kejadian hingga Wahyu.
Selebihnya ialah maut!
Gere, November 2018
Selviana, 3
Ajari aku mencintai luka
Tanpa harus berduka
Gere, Oktober 2018
Jalan Salib
Pilatus memanah gemintang
Barabas gembira-riang
Kayafas membelah bulan
Maklum, ia sedang kesurupan
Herodes menyadap darahMU. MataMU basah
Senja tadi Golgota meriah
Ada pesta darah
Gurih dan renyah
Ledalero, 15 Feb ‘18
Ruang Minggu
Kita tersesat di ruang yang sama:
Tuhan,
Doa,
Dosa.
Kita menangis bersama-sama.
Tuhan kita ditusuk-tusuk:
Aku
Dan kau
Puki-paku!
Bertalu-talu.
Gere, April 2019
Selviana, 1
Sudah sepatutnya kau kekalkan bahagia
Bukankah begitu?
Bersama subuh yang garang
Kita menerjang dosa
Sampai nafasmu jatuh berguguran
Kupungut ia(mu) hingga kesucian tergelak,
Tersibaklah gelap.
“Aku bersamamu”
kita abadikan serapah
Hingga seorang malaikat jatuh ke tanah.
Ledalero, Maret 2018
Kepadamu
Kutanyakan rindu
Kapan kau membunuh(nya)?
Esok? Atau menunggu
Surga dibakar Hawa?
Kau tahu?
Sekarang ia menjelma naga
Ledalero, 10 Feb ‘18
Karena Takut Pada Salib dan Tubuh Kekasihnya yang Koyak
Maria bertanya kepada ibunya:
“Ibu, masih mungkinkah aku meminjam uangmu membeli minyak narwastu satu pinggan?
aku mau menyeka liang tubuhNya dengan bibirku ketika Natal tiba.”
“ssssttttt! Jaga mulutmu! Natal masih lama. Uangku tuntas dicuri para koruptor!”
“Apa itu koruptor bu?”
“Koruptor??!! Pergilah. Juallah dirimu kepada siapa saja
atas nama sepinggan narwastu sebelum puasa. Dan janganlah melacur lagi sesudah paskah.”
Maria terisak lalu meninggalkan ibunya!
“Rabuni, sebelum TubuhMU koyak aku telah mencintaiMU.
kasihanilah aku dan ibuku.”
Ledalero, Maret 2018
*Tonce Lebuan, pemuda Lamaholot. Profesi: ‘Tukang Gosip.’ Ia bercita-cita menjadi perempuan ketika ia gagal menjadi pastor.