Mbay, Vox NTT- Mengunjungi Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, rasanya belum lengkap bila belum menginjakan kaki di Pantai Nangadhero.
Tidak terlalu sulit untuk mencapai pantai yang terletak di Desa Nangadhero Kecamatan Aesesa ini. Sebab Pantai Nangadhero termasuk daerah di Mbay, ibu kota Kabupaten Nagekeo.
Sejumlah angkutan umum melintasi jalur jalan menuju ke sana. Jadi, Anda bebas memilih angkutan untuk sampai di Pantai Nangadhero.
Pantai Nangadhero selalu menawarkan keindahan alamnya. Menikmati pantai ini kala sore hari tentu saja bisa menghilangkan segala kepenatan hati. Apalagi jika mata memandang cahaya jingga di ujung cakrawala. Lembayung senja itu menambah cerita sensasi di Pantai Nangadhero.
Lebih lama bertahan di senja hari, mata Anda akan dimanjakan dengan barisan perahu nelayan penuh warna.
Ditambah lagi, deburan ombak menerpa lembut tanggul pantai bagaikan musik syahdu yang membawa suasana terasa kian sentimental, diiringi hembusan angin sepoi-sepoi dari arah laut.
Di sana, banyak fotografer yang mengabadikan keindahan Pantai Nangadhero untuk menyimpan kenangan.
Seusai menikmati senja, tak usah risau untuk mencari tempat mengisi perut yang lapar. Dengan hanya berjalan kaki sekitar dua menit dari Pantai Nangadhero, Anda akan menemukan pusat jajanan termasuk kuliner.
Kuliner mulai dari ikan bakar, es kelapa, dan lain-lain bisa Anda temukan pada rumah makan di sekitar pesisir Pantai Nangadhero. Harganya pun relatif murah, berkisar antara Rp 12. 000 hingga Rp 15.000 per porsi.
Selain keindahan pantai, di Desa Nangadhero juga memiliki tempat air panas alami yang letaknya kurang lebih 1 Km dari kantor desa.
Tempat ini memang belum ditata dengan baik. Namun kata warga setempat air panas di Nangadhero bisa menyembuhkan peyakit kulit dan lain-lain.
“Kami di Desa Nangadhero mempunyai tempat pariwisata. Di antara indahnya Pantai Nangadhero dan juga tempat air panas. Namun kedua tempat pariwisata ini belum ditata begitu baik,” ujar Kepala Desa Nangadhero, Muhammad Ruslang yang ditemui VoxNtt.com baru-baru ini.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba