*)Puisi-puisi Hendrikus Ola Peduli
Doa
Dalam suatu sunyi yang sangat
Cicak – cicak di dinding pun enggan bersuara
Burung – burung penghuni Rumah itu juga enggan bernyanyi ramai
Mungkin lelah
Seorang anak laki – laki
Tak ber-bapak
Tak ber-ibu
Terdiam dalam hening
Di sebuah kursi panjang
dalam sebuah Rumah tua
Dalam hening yang tak besuara
Anak itu berlutut
Menatap Khalik dengan penuh arti
Berbisik dalam sukma
Memohon dengan harapan yang paling tajam
Setajam sembilu
Kiranya Yang Empuhnya Hidup melindungi
Mereka yang telah melahirkanya.
Kupang, 2019
Mendung dan Niat
Hari ini berbeda dengan hari lain
Awan begitu berat
Seperti aka akan hujan
Bulatkan niat untuk tetap bertualang
bersama payung merah yang kokoh pemberian ibu
sekokoh semangat
untuk tetap betualang di dunia ilmu.
Adonara, 2016
Perihal Pisah
Waktu itu, aku seperti gila
Aku berteriak
Mendengar retakan cermin
Yang seperti dilempar keras pada dinding
Kata pisah dan sumpah serapa sungguh menyayat kalbuku
Aku terisak, terduduk mengigit keras lututku
di sebuah ruang penuh gaduh.
Kala itu, sudah kuduga dengan hati peri
aku akan kehilangan bahagia.
//
Waktu itu, Aku seperti orang gila
Berlari ketika dipandang orang
Lantaran maluku yang teramat sangat
Perihal cermin yang pagi itu terbingkai rapi dengan janji yang teramat suci
Kini hancur berkeping keping, terpisah
Lantaran amarah dan ego
//
Aku terusir
Aku terombang ambing
Bagai kapal tak bernahkoda
Terombang ambing diterpa badai di laut lepas
Tak tau entah kemana, aku hilang arah
Aku murka, aku gelisa, aku hilang harap
Aku sendiri, aku memilih sajak – sajak sepi sebagai karib hidupku hingga kini
Mungkin sampai terus
Kupang, 15 Mei 2019
Mencari Sajaku yang Hilang
Di pagi yang damai ini
Aku pergi lagi
Berbeda dengan pagi yang lain
Pagi ini, aku pergi
Berbekalkan setangkai pena dan sehelai kertas lusuh yang kudapat kemarin di got
Di bawah naungan cakrawala pagi yang damai
Aku berjalan dan mencari sepotong sajak yang hilang di pagi lain
Aku berjalan, aku mengais, aku meraba
Berangan kembali kudapati sepotong sajakku yang telah hilang
Di kalah itu
Kupang, 17 Mey 2019
*Hendrikus Arianto Ola Peduli adalah alumni Seminari San Dominggo Hokeng, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Nusa Cendana