Palu,VoxNtt.com– Keluarga Nusa Tenggara Timur (NTT) di Sulawesi Tengah merayakan Natal dan Tahun Baru bersama yang dirangkaikan dengan pergelaran seni budaya NTT pada Sabtu, 7 Januari 2017 di Milenium Waterpark Palu.
Ketua Panitia, Sirilus Djawa, menuturkan kegiatan ini merupakan bentuk kebersamaan dan persaudaraan keluarga NTT di tanah rantauan. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan pergelaran seni budaya setiap Kabupaten se-NTT.
Adapun pertunjukan yang akan ditampilkan adalah pementasan tarian Caci dari Manggarai, tarian Sedo Uwi, Ja’i dan tinju tradisional dari Ngada, Tarian Gawi dari Ende, Tariang Bambu dan tarian Hegong dari Sikka, tarian Dolo-Dolo, tarian Dana dan Hedung dari Flores Timur, tarian Likurai dari Belu, tarian Tebe-tebe dari So’e, dan musik tradisional Sasando. Selain itu ada juga tarian Pamonte dari Kaili dan Barongsai.
“Muda-mudahan melalui kegiatan ini kita bisa memperat tali persaudaraan sesama keluarga NTT maupun sesama warga Sulteng tanpa memandang perbedaan suku, agama dan lain-lain”, ujarnya.
Sekretaris Panitia, Agustinus Salut, menambahkan, NTT adalah Propinsi yang memiliki toleransi antar agama sangat tinggi.
Buktinya adalah Pemerintah Pusat melalui Menteri Agama pada Desember 2015 silam mengapresiasi kerukunan umat bergama di NTT dengan menyerahkan penghargaan berupa tropi kepada Pemerintah Daerah NTT.
Agustinus yang juga Ketua Pemuda Katolik KOMDA Sulteng menuturkan, kerukunan hidup umat beragama di NTT memiliki nilai tersendiri, sehingga banyak orang dari berbagai daerah pergi untuk melihat langsung kehidupan masyarakat NTT.
“Semua agama yang diakui oleh Negara ada di NTT. Namun perbedaan agama tersebut, tidak menjadi masalah bagi kami orang NTT” kata Agustinus
Menurut dia toleransi ini makin kuat karena berada dalam satu ikatan budaya dan adat yang sama, sehingga tidak pernah mencederai sesama hanya karena berbeda agama dan aliran kepercayaan.
“Sikap toleransi antar umat beragama itu selalu kami bawah dimanapun kami berada. Semisal, saat ini berada di Sulteng, kami sangat menjunjung tinggi dan menghormati perbedaan yang ada di Sulteng. Bahkan kami berharap agar kehidupan umat beragama di Sulteng selalu rukun dan damai tanpa memandang perbedaan”, ungkapnya.
Masyarakat Provinsi NTT kata Agustinus adalah mayoritas beragama Nasrani. Namun umat saling menghargai satu dengan yang lainnya.
Saat hari raya Idul Fitri misalnya umat yang Katolik ramai-ramai pergi bersilaturahmi dengan saudara yang Muslim. Saat hari raya Natal, saudara-saudari yang muslim juga datang bersilaturahmi dengan yang Katolik.
Selain menunjukan sikap toleransi antar umat bergama, jelas dia, melalui kegiatan ini juga membantu pemerintah untuk mempromosikan budaya NTT sekaligus menumbuhkan rasa cinta, rasa memiliki dan rasa bangga terhadap budaya yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhur kita.
Budaya NTT adalah budaya Bangsa, Budaya Sulteng adalah budaya bangsa. Kita harus bangga dan wajib untuk melestarikan dan mempromosikan budaya kita kepada dunia.
“Melalui pentas budaya ini, kami ingin menunjukan sekaligus menegaskan kepada warga keturunan NTT bahwa inilah budaya kita, jangan pernah malu dengan budaya kita sendiri sembari kita menghormati budaya setempat dimana kita berpijak”, tutupnya. (Ervan Tou/VoN)
Foto Feature: Persiapan (gladi) tadi malam