Ruteng, Vox NTT – Salah satu bakal calon Bupati Manggarai Kornelis Dola resmi mendaftar di Partai Nasional Demokrasi (NasDem) untuk Pilkada serentak tahun 2020 mendatang.
Saat menyerahkan berkas pendaftafan, ia diterima langsung oleh Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Manggarai Doni Eligius dan pengurus lainnya di Kantor DPD NasDem setempat, Sabtu (05/09/2019).
Setelah mendaftar Kornelis Dola mengungkapkan alasan mendaftar di partai besutan Surya Paloh itu.
Ia mengaku mendaftar, lantaran partai NasDem membuka peluang bagi semua putra – putri terbaik Manggarai yang mempunyai konsep membangun dan tanpa mahar.
Selain itu, kata dia, Partai NasDem sangat nasionalis dan mengedepankan kualitas manusia, bukan karena ego sektoral.
“kita lihat saja Partai NasDem percayakan pak Johnny Plate untuk menjadi Sekjen di DPP, tentu di situ kita menilai dalam menentukan pemimpin Partai NasDem tidak memandang suku, ras maupun agama. Tapi mereka betul-betul perhatikan kualitas seseorang. Itukan nasionalis dan terbuka untuk semua orang yang punya kemampuan,” ujarnya.
Partai NasDem juga kata dia, mendapatkan tempat istimewa di hati masyarakat karena responsif terhadap aspirasi maupun berpihak kepada rakyat.
Sementara keputusan untuk bertarung pada Pilkada mendatang, pria asal Cibal itu mengaku berangkat dari berbagai persoalan yang ada di Manggarai saat ini.
Problem yang sedang terjadi, kata Kornelis, yakni sumber daya alam yang tidak dikelola secara makasimal dan sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah.
“Problematika kepemimpinan daerah kita juga yakni pemimpin yang tidak menghargai profesionalisme,” ungkapnya.
Bahkan, Kornelis juga menyoroti kesejahteraan tenaga pengajar (guru) honorer dan tenaga kesehatan yang bekerja sukarela di setiap sekolah dan lembaga kesehatan.
Menurut dia, selama ini pemerintah daerah kurang memberikan perhatian kepada guru honorer dan tenaga kesehatan.
“Mereka (guru honorer dan tenaga kesehatan sukarela) ini sudah bersusah payah untuk mendapatkan ijazah, banyak pengorbanan mereka maupun orangtua. Sangat disayangkan kalau mereka tidak bisa memetik hasilnya setelah selesai kuliah. Salah satu tujuan kita menyekolahkan anak ini untuk memperbaiki ekonomi keluarga, tapi kalau tidak diperhatikan, justru angka kemiskinan semakin meningkat nantinya,” ungkapnya.
Persoalan itu juga kata dia, bisa berdampak pada maraknya anak-anak yang putus sekolah.
“Kalau masalah itu tidak diperhatikan, saya yakin banyak anak-anak yang putus sekolah nanti. Mereka pasti berpikir, kakak-kakak kami yang sudah sarjana sekarang saja masih susah, baik untuk mencari kerja maupun gaji guru dan tenaga kesehatan yang sangat prihatin. Maka kehadiran pemerintah di sini sangat penting,” kata Kornelis.
Menurut pensiunan ASN di Manggarai Timur itu, infrastruktur memang penting. Tapi jauh lebih penting adalah kesejahteraan manusia di dalamnya.
“Pembangunan fisik memang penting, tapi tolok ukur kemajuan suatu daerah bukan hanya dilihat dari pembangunan fisik melainkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada angka kemiskinan,” tandasnya.
Untuk menyelesaikan persoalan itu, Kornelis hadir dengan visi membangun Manggarai dengan cerdas dan ikhlas berbasis potensi daerah menuju Manggarai juara.
Salah satu misi yang dia tawarkan adalah percepatan pembangunan desa melalui penguatan desa mandiri.
Menurut dia, potensi yang ada di setiap desa harus bisa dimanfaatkan dengan baik guna meningkatkan ekonomi desa.
Hal itu bisa dicapai apabila pemerintah daerah serius dalam mendampingi proses pembangunan di desa.
“Pemerintah daerah harus berani bekerja sama dengan lembaga yang bisa melakukan penelitian terkait potensi di setiap desa. Supaya pemerintah desa dan masyarakat juga bisa mengetahui potensi apa yang menjadi prioritas untuk dikembangkan, agar tidak asal kerja,” katanya.
Ia berkeyakinan, apabila hal itu bisa dijalankan dengan baik maka akan berdampak pada peningkatan ekonomi desa.
“Setelah ekonomi desa sudah bagus, Pemda kemudian bagun kerja sama dengan desa untuk sama-sama perhatikan nasib guru honorer dan tenaga kesehatan yang sukarela itu, intinya mereka bisa mendapatkan gaji sesuai Upah Minimun Regional (UMR), sebenarnya itu harus dilakukan. Jangan hanya fokus ke infrastruktur dan proyek, pemerintah harus buka mata,” tegas Kornelis.
Terkait anggaran pendidikan dan kesehatan kata dia, pemerintah harus pandai mengelolanya.
“Anggaran dari pusat itu kan 20% untuk pendidikan, anggaran itu jangan hanya fokus proyek fisik saja tapi perhatikan nasib guru. Sekolah butuh siswa, siswa butuh guru, guru butuh kesejahteraan. Pemerintahlah yang harus penuhi kesejahteraan guru itu. Jangan alasan kurang dana, karena kita bisa siasati itu yang penting pemimpinnya punya kemauan untuk itu,” katanya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba