Oleh: Yohanes Mau
Penulis, Alumnus Stipar Atma Reksa Ende.
Warga Lamaknen- NTT.
Kini tinggal di Zimbabwe-Afrika.
“Tuhan, rinduku malam ini hanya satu saja, bila saat nanti izinkan aku peluk dia dan rasakan detak jantungnya yang selama ini tak menentu oleh jarak dan waktu!”
Kata-kata indah ini terinspirasi dari curhat salah satu pecinta. Selama ini ia menahan rindu terdalam untuk kekasih hatinya di negeri seberang. Negeri seberang yang tak bisa dijangkau oleh pandangan mata. Negeri seberang yang tak terseberang untuk temu.
Negeri seberang yang dibatasi oleh jurang dan bukit, lautan dan sungai. Negeri seberang dibatasi sekat-sekat suku, bangsa, bahasa, agama, etnis, tradisi dan budaya. Negeri seberang yang tak terseberang ketika rindu kambuh di tengah malam panjang.
Namun kekasih tidak hilang akal dan hanyut di dalam rindunya yang tak terseberang itu. Ia masih punya harapan satu-satunya. Harapan itu adalah Tuhan Sang pemilik rindu.
Dia menyepi ke sudut malam yang sunyi dan menyalahkan lilin kecil di pojok doa itu sambil merapal untaian doa, “Tuhan, rinduku malam ini hanya satu saja, “bila saat nanti izinkan aku peluk dia dan rasakan detak jantungnya yang selama ini tak menentu oleh jarak dan waktu!”
Rindu adalah hasrat yang kuat akan sesuatu yang memerdekakan. Rindu memiliki keinginan untuk bertemu dengan subjek yang dirindukan.
Namun temu itu tak terealisir oleh jarak dan waktu yang memisahkan. Ingin terbang jauh bersama hari dan malam namun sayangnya enggan menggapai. Rindu terus membara dan melalang buana di tengah semesta yang lenggang dan tak menggapai yang dirindu.
Hanya Tuhanlah satu-satuNya tempat paling nyaman untuk melabuhkan rindu menyepikan rasa itu kepadaNya di sudut waktu.
Rindu tercipta berawal dari perjumpaan menjadi momen terindah untuk anak manusia bisa saling kenal dan berbagi pengalaman. Lebih dari itu mungkin saja di dalam perjumpaan pasti ada yang merasa hatinya saling menaruh perhatian satu sama lain.
Maka di sini manusia bisa mulai proses berelasi dengan yang lain. Bahkan berelasi dengan yang lain hingga menjadi teman dekat. Teman dekat artinya teman yang dijadikan sebagai tempat untuk berbagi pengalaman suka dan duka, untung dan malang, pengalaman tawa ria dan sukacita, serta pengalaman sulit yang menantang. Di sinilah seseorang dihadapkan untuk mencari teman agar bisa meringankan beban hidupnya. Hidup ini memang keras dan mesti dilakonkan dengan lunak tapi pasti. Pandanglah yang lain sebagai aku yang lain yang siap mengisi kehampaan menjadi ada.
Ketika kedua insan merasa cocok dan telah menyatu oleh karena kesesuaian antara kedua hati yang berbeda maka di sanalah terjadi saling mencinta. Saling mencinta satu dengan yang lain. Sering terdengar ungkapan seperti ini, “dia milikku.” Ungkapan ini di satu sisi pribadi bersangkutan telah menaruh segala hidup dan totalitas dirinya untuk figur bersangkutan dan memilikinya secara penuh.
Artinya relasi yang dibangun diantara keduanya telah harmonis dan kelak akan menuai bahagia di dalam bahtera hidup rumah tangga. Tak ada orang lain yang bisa mengganggu pasangan hidup ini lagi.
Pada titik inilah orang sungguh menjalin relasi harmonis menuju tahap yang lebih serius yakni berkeluarga. Kalau kedua figur sudah saling setia maka tidak ada yang lain lagi yang akan datang untuk menggantikannya.
Kecuali oleh karena suatu persoalan serius yang mau tidak mau relasi terhenti di tengah jalan. Namun kalau itu adalah cinta pertama maka dia akan abadi membekas.
Rindu bisa kambuh kapan saja dan dalam situasi apa pun. Jika sudah dilanda rindu maka tidur malam tak kan pernah nyenyak. Bahkan makan enak pun tak terasa karena hati masih membara akan kekasih hati yang dulu pernah mampir pertama di lubuk hati ini.
Lalu bagaimana jalan terbaik agar tak hanyut di dalam rindu yang membara dan tak tertahankan di tengah semesta lenggang ini? Berikut beberapa tips sederhana untuk tetap kuat hadapi rindu bila ditinggal pergi oleh para kekasih pujaan hati;
Pertama, Masuklah di dalam sunyi yang paling sunyi. Sunyi artinya tanpa suara gelegar. Tidak ada lagi kata yang digaungkan dengan aneka cara kreatif. Tidak ada hiruk pikuk bunyi-bunyian ini dan itu. Sunyi tanpa segala-galanya.
Yang ada hanyalah seorang diri dengan selimut rindu yang tak tertahankan. Di dalam situasi demikian, sampaikanlah rindu kepada Tuhan dan mintalah biar Tuhan sendiri yang datang dan peluk hangatkan tubuhmu walaupun hanya satu menit saja. Saat itulah nuansa sunyi itu akan menjadi kebebasan yang membebaskan batinmu.
Kedua, Kabarkanlah rasa rindumu. Kalau rindu tak tertahan lagi kabarkanlah rasa itu kepadanya lewat orang-orang dekat dari kekasihmu. Pasti dia akan meresponmu dan rindunya juga sama seperti rindumu.
Ketiga, Sebutkanlah namanya dalam doa-doa pribadimu agar dia selalu dalam keadaan baik-baik saja. Selanjutnya rasakanlah setiap denyut jantung yang berdetak bahwa cintamu masih membara dan juga cintanya masih ada untukmu.
Keterpisahanmu dengannya hanya oleh situasi hari, waktu dan jarak. Namun hatimu dan hatinya menyatu di dalam setiap darasan doa-doa harian yang tak henti-hentinya dilantunkan di awal hari dan batas senja.
Demikian beberapa sajian tips sederhana agar tak hanyut dan larut di dalam rindu. Jarak dan waktu dibatasi oleh semesta dengan segala tawarannya.
Tapi rindu bisa menjangkau yang tak terjangkau. Selamat merindu dan masuklah di dalam ruang rindu agar rindu tak menghanyutkanmu bersama hari dan malam beserta tawaran musim-musimnya yang tak menentu.