Oleh: Astuti Manut
Mahasiswi STIPAS Ruteng
Hati nurani adalah pengetahuan reflektif mengenai tindakan moral dari tindakan yang berperan dalam membuat pertimbangan moral.
Hati nurani merupakan kesadaran seseorang akan kebenaran moral yaitu tentang apa yang sungguh benar dan salah dilakukan.
Hati nurani dengan pengetahuanya akan nilai-nilai adalah sumber subjektif terdekat dari tindakan moral.
Hati nurani merupakan kesadaran akan nilai-nilai di balik tindakan , baik sebelum, selama, dan sesudah bertindak.
Hati nurani adalah fondasi moral yang menjadi pusat dari tindakan kita sebagai individu.
Hati nurani sebagai suara batin dalam individu yang memandu perbedaan antara yang benar dan yang salah serta mengukur moralitas dan itegritas.
Lalu dalam konteks korupsi hati Nurani dapat mendorong individu untuk menolak dan melawan korupsi, meskipun tekanan situasi dari lingkungan sekitarnya.
Korupsi adalah tindakan kebusukan, keburukan, kejahatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian yang mementingkan kepentingan individu dan mengabaikan kepentingan bersama.
Dalam hal ini korupsi adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Budaya korupsi tidak terlepas dari Pendidikan di Indonesia yang lebih mengutamakan nilai tertinggi matapelajaran daripada kejujuran.
Lalu langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk memperkuat peran hati Nurani dalam memerangi korupsi.
Pertama, pendidikan moral harus ditingkatkan , mulai dari pendidikan dasar hingga tinggi.
Program-program pendidikan yang menekankan pentingnya integritas, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dapat membantu membentuk hati Nurani generasi mendatang.
Maka dari itu hati Nurani dapat memotivasi individu untuk mengungkap kejahatan korupsi dan memperjuangkan keadilan, dan bahkan jika hal itu melibatkan risiko dan konsekuensi yang tidak menyenangkan.
Ini dapat mengindari amoral (tindakan yang tidak bermoral yang dilakukan oleh sesorang karena kurangnya pengetahuan).
Dengan memperkuat nilai moral dan etika termasuk penanaman hati Nurani yang kuat, kita dapat mengurangi dampak korupsi dan membangun tatanan sosial yang lebih adil dan bermartabat.
Hati nurani memandu kita untuk mengakui perbedaan antar benar dan salah. Dengan Memiliki kesadaran moral yang kuat, seseorang akan memahami bahwa tindakan korupsi merugikan banyak orang dan merusak keadilan sosial.
Hati nurani membimbing individu untuk mengambil keputusan yang benar , bahkan ketika itu sulit atau berisiko.
Kedua, hati nurani mendorong kita untuk bertindak dengan kejujuran integritas. Dalam menghadapi godaan korupsi, hari nurani mengingatkan bahwa keuntungan pribadi tidak boleh diutamakan diatas kepentingan umum.
Dengan mengutamakan integritas sesorang akan menolak tawaran suap atau gratifikasi yang dapat merusak kepercayaan public dan Lembaga negara.
Ketiga, hati nurani memotivasi kita untuk berani berbicara dan bertindak melawan ketidakadilan.
Sebagai agen perubahan, sebagai agen perubahan, individu dengan hati Nurani yang kuat tidak akan diam saat menyaksikan tindakan korupsi.
Mereka akan melaporkan praktikkorupsi, mengadvokasi reformasi sistem dan mendukung pemeberantasan korupsi disemua tingkatan.
Keempat, hati nurani membantu membangun budaya yang tidak mentolerir korupsi.
Dengan menjadi contoh yang baik dan menolak terlibat dalam praktis korupsi, individu dengan hati nurani yang kuat dapat mempengaruhi orang lain di sekitar mereka untuk mengikuti jejak yang sama.
Dengan demikian, hati nurani tidak hanya menjadi senjata individual, tetapi juga menjadi kekuatan penggerak dalam memerangi korupsi secara kolektif.
Dengan pengertian hati nurani serta hubungannya dengan korupsi di atas, lalu bagaimana hati nurani itu melawan korupsi?
Kita ketahui bersama bahwa hati nurani melawan korupsi dengan peran dalam beberapa cara yang penting;
Pertama, mengenali kesalahan: langkah awal yang perlu kita ketahui bagaiman hati nurani melawan korupsi yaitu mengenali kesalahan.
Hati nurani membantu individu untuk mengenali tindakan yang tidak etis dan merugikan sebagai korupsi. Ini melibatkan kesadaran akan konsekuensi negative dari tindakan tersebut.
Kedua, menolak keterlibatan: hati nurani mendorong mendorong individu untuk menyuarakan kepentingan bersama dan memperjuangkan keadilan, bahkan hal itu melibatkan risiko atau kesulitan.
Ketiga, menjadi teladan: individu yang mendengarkan hati Nurani mereka menjadi teladan bagi orang lain dalam memerangi korupsi. Mereka membangun budaya integritas di sekitar dengan tindakan dan keputusan.
Dalam konteks melawan korupsi hati nurani memainkan peran kunci atau menjadi kunci utama dalam melawan korupsi karena.
Keempat, kesadaran moral: hati nurani memandu individu untuk mengenali tindakan uang tidak etis dan merugikan. Ini mendorong individu untuk menolak korupsi bahkan ketika tindakan tersebut tampak menguntungkan secara materi.
Kelima, integritas pribadi: hati nurani mendorong individu untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya, bahkan ketika tidak ada pengawasan eksternal.
Integritas pribadi ini adalah fondasi bagi keteguhan hati dalam menolak godaan kerupsi.
Keenam, kesadaran akan dampak negatif: hati Nurani membantu individu memahami dampak negatif korupsi pada Masyarakat, seperti ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan kerugian ekonomi. Ini mendorong individu untuk bertindak untuk kepentingan bersama.
Dengan didorong oleh hati nurani, individu cenderung untuk menghindari dan terlibat dalam tindakan korupsi karena kesadaran moral mereka. Hal ini memungkinkan untuk mencegah terjadinya korupsi sejak awal.
Ketujuh, pemantapan etika: Dengan mendengarkan hati nurani, individu dapat memperkuat kepekaan terhadap tindakan yang tidak etis. Ini memungkinkan untuk menentang godaan korupsi bahkan dalam situasi yang sulit.
Kedelapan, penggerak perubahan: huti nurani memotivasi individu untuk mengambil tindakan nyata dalam melawan korupsi, baik melalui advokasi, aktivisme, atau partisipasi dalam proses demokrasi.
Dengan mendengarkan dan mengikuti hati nurani sebagai kunci utama, individu dapat menjadi agen perubahan dalam memerangi korupsi dan membangun Masyarakat yang lebih adil dan berintegritas.
Selain peran hati nurani yang melawan korupsi, perlu juga ada system hukum yang kuat dan efektif untuk menegakkan aturan dan memberikan sanksi bagi pelaku korupsi sejauh itu dapat dijangkau.
Namun hukuman saja tidak cukup pendekatan pencegahan yang proaktif, seperti pelatihan etika yang menjamin pemberantasan korupsi.
Dalam keseluruhan, hati nurani berfungsi sebagai panduan moral yang kuat dalam memerangi korupsi, karena tidak hanya mendorong individu untuk bertindak dengan integritas, tetapi juga membangun kesadaran sosial dan memperkuat perlawanan kolektif terhadap korupsi.
Mari melawan korupsi dengan hati yang murni dan menekankan pentingnya moralitas dalam kehidupan sehari-hari dan dalam tindakan-tindakan politik.