Maumere, VoxNtt.Com-Kerusakan tanaman pangan dan tanaman perkebunan akibat badai yang menerjang Sikka termasuk di Kecamatan Mego pada Selasa (7/2/2017) lalu ditakutkan akan menimbulkan kelaparan.
“Masyarakat di Mego ini bersandar pada tanaman umur pendek maupun umur panjang untuk memenuhi kebutuhan pangannya, sayangnya sebagian besar rusak diterjang badai,” ungkap Camat Mego, Ferdy Lepe kepada VoxNtt.Com pada Minggu (12/2/2017).
Menurut Ferdy, selain jagung dan padi, tanaman jangka pendek seperti pisang pada umumnya hancur.
“Kalau gagal panen itu sangat mungkin terjadi,” ujarnya.
Kesulitan bertambah karena tanaman penyedia pangan keluarga selain palawija seperti pisang pada umumnya rusak.
Oleh karenanya, Ferdy mengharapkan instansi terkait dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka dapat menanggulangi kebutuhan pangan warga Kecamatan Mego yang terkena dampak bencana.
Lebih jauh lanjut Ferdy, tanaman umur panjang yang rusak antara lain jambu mente, kemiri, dan coklat.
“Kalau padi ladang pada umumnya rusak sedangkan padi sawah bertahan karena padi sawah kan ditanam di tempat yang rendah sedangkan padi ladang ada di lereng,” terangnya.
Terkait kerusakan tanaman pihaknya telah melakukan penghitungan sementara berdasarkan data dari 10 desa yakni 221 ha jagung, 5593 rumpun pisang, serta padi ladang yang luasnya belum dapat dipastikan.
“Barangkali untuk perhitungan riilnya teman-teman di Dinas Pertanian bisa lakukan perhitungan ulang,” imbuhnya.
Selain itu terdapat 3043 pohon coklat yang rusak, 356 pohon mente, dan 1077 pohon kemiri. Sementara itu, bangunan yang rusak terdiri atas 240 rumah warga, 206 bangunan dapur milik warga, 4 rumah ibadah, 13 bangunan kios, 1 bangunan sekolah, dan serta 4 bangunan tempat pelayanan kesehatan.
Sekretaris Camat Mego, Awales Syukur menyatakan pihaknya telah menyampaikan data tersebut kepada BPBD Sikka. “Data sudah kami masukkan pada Sabtu (11/2/2017),” terangnya. (Are/VoN).