Ruteng, VoxNtt.com- Sejak tahun 2010 hingga 2016, Kecamatan Langke Rembong menjadi gudang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri dari Kabupaten Manggarai.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja kabupaten Manggarai, Isfridus Buntanus mengatakan, total TKI keluar negeri di Manggarai sejak tahun 2010 hingga tahun 2016 yang legal terbanyak dari Kecamatan Langke Rembong. Jumlahnya mencapi 58 orang.
“Perusahan yang urus TKI tahun 2016 di Manggarai yaitu PT Gasindo Bualasari. Lebih banyak mereka izin ke Negara Malaysia,” kata Isfridus kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, Jumat (3/3/2017).
Ia mengatakan, selain Kecamatan Langke Rembong urutan kedua ditempati Kecamatan Satarmese. Sejak tahun 2010 hingga tahun 2016 totalnya mencapai 45 orang.
Selanjutnya, TKI yang melalui prosedural dari Kecamatan Ruteng sebesar 25 orang. Dari Kecamatan Wae Ri,i sebanyak 21 orang. Lalu, dari Kecamatan Lelak sebanyak 20 orang.
Kemudian, dari Kecamatan Rahong Utara dan Satarmese Barat masing-masing berjumlah 9 orang. Lalu dari Kecamatan Reok berjumlah 8 orang dan Cibal sebanyak 1 orang.
“Kami di Kabupaten hanya menjalankan aturan yang diturunkan dari Kementrian dan provinsi (NTT). Rata-rata mereka yang menjadi TKI tamat SD, kemudian SMP,” terang Isfridus.
Isfridus yang dalam kesempatan tersebut didampingi Kabid Pelatihan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Siprianus Ngaca mengaku, di Manggarai tahun 2010 total TKI laki-laki keluar negeri berjumlah 65 orang dan perempuan sebanyak 23 orang.
Selanjutnya, tahun 2011 total perempuan sebanyak 7 orang dan laki-laki sebanyak 10 orang. Tahun 2012, total laki-laki sebanyak 18 orang dan perempuan 2 orang.
Lalu, tahun 2013 laki-laki sebanyak 13 orang dan perempuan 21 orang. Tahun 2014, laki-laki berjumlah 28 orang dan perempuan sebanyak 6 orang.
Sedangkan tahun 2015, laki-laki sebanyak 2 orang dan perempuan tidak ada. Tahun 2016, laki-laki tidak ada dan perempuan sebanyak 1 orang.
“Seleksi awal kan pertama urus di Kepolisian, lalu di sini ada test wawancara. Selanjutnya sebelum keluar negeri mereka dilatih dulu di Balai Latihan Kerja yang disiapkan oleh perusahan perekrut,” jelas Isfridus. (Adrianus Aba/VoN)