Kefamenanu,Vox NTT- Pemerintah Daerah Timor Tengah Utara (Pemda TTU) dinilai tidak peka terhadap kebutuhan utama dari masyarakat Desa Naiola Timur, Kecamatan Bikomi Selatan.
Pasalnya, saat ini kebutuhan akan jalan dan listrik merupakan kebutuhan utama dari masyarakat Naiola Timur. Namun anehnya Pemda TTU malah membangun arena pacuan kuda di wilayah desa tersebut.
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh puluhan anggota Aliansi Perjuangan Rakyat (APR) saat melakukan aksi demontrasi di depan Kantor Bupati TTU, Senin (22/5/2017).
APR adalah gabungan organisasi LMND Ek Kefamenanu, GMKI Cabang Kefamenanu, Permaper, dan masyarakat Desa Naiola Timur.
Dalam Pernyataan sikapnya, APR menuntut fasilitas listrik bagi seluruh masyarakat Desa Naiola Timur. Mereka juga mendesak pemerintah untuk segera memperbaiki jalan bagi warga Desa Naiola Timur.
Lalu, mereka menuntut agar pemerintah segera melakukan mereview kawasan hutan di Desa Naiola Timur dengan batas waktu 1 minggu terhitung hari Senin 22 Mei 2017.
APR juga menuntut pemerintah segera menerbitkan sertifikat tanah dengan batas waktu 2 minggu sejak dilakukannya review kawasan hutan.
Valen Kefi dalam orasinya menegaskan persoalan yang dialami masyarakat Desa Naiola Timur ini sudah terjadi sejak 18 tahun lalu. Namun Pemda TTU sepertinya tertidur sehingga tidak bisa menyelesaikan persoalan.
“Mereka(masyarakat desa Naiola Timur) ini merupakan masyarakat yang eksodus dari Timor Leste pasca pergolakan tahun 1999,mereka dating karena cinta merah putih tapi kenapa pemerintah malah abaikan mereka begini?,” tandas Valen Kefi yang adalah Ketua LMND ek Kefamenanu tersebut.
Valen menambahkan, kondisi yang sementara ini dialami oleh masyarakat Desa Naiola Timur sering kali dimanfaatkan oleh para elit politik guna meraih suara rakyat saat Pileg dan Pilkada. Sehingga pihaknya mendesak Pemda TTU segera menyelesaikan persolan ini.
Senada dengan itu, Ruy Borges menegaskan bahwa kedatangan APR bukan bertujuan untuk mengganggu aktivitas di Kantor Daerah. Namun hadir oleh karena lambannya Pemda TTU dalam menyediakan kebutuhan dasar masyarakat Desa Naiola Timur.
“Masyarakat Naiola Timur butuh jalan dan listirk serta kejelasan status tanah tapi anehnya Pemda TTU malah bangun arena pacuan kuda di sana, aneh betul,” tandasnya.
Borges menegaskan, jika dalam waktu dekat Bupati TTU Ray Fernandes tidak menyediakan waktu untuk bertemu dengan APR, maka pihaknya akan kembali melakukan aksi demonstrasi dengan jumlah massa aksi yang lebih besar.
Pantauan VoxNtt.com, kedatangan massa aksi dikoordinir oleh Ruy Borges,Valen Kefi, dan Petrus Bria
Mareka membawa beberapa poster yang bertuliskan “Segara berikan listrik bagi masyarakat Desa Naiola Timur, Pajak lancer tapi sertifikat tidak diberikan, segera berikan jalan bagi masyarakat desa Naiola timur, Revisi ulang kawasan dan terbitkan sertifikat tanah untuk masyarakat desa Naiola Timur.
Aksi demonstrasi dimulai dari perempatan terminal Kefamenanu. Lalu menuju perempatan Tulip dan berakhir di depan kantor bupati TTU. Aksi berjalan aman di bawah pengawalan ketat aparat keamanan dari Polres TTU.
Kedatangan massa aksi di kantor Bupati TTU diterima oleh Asisten III Setda TTU, Raymundus Thall.
Dalam kesempatan tersebut, Raymundus Thall menyampaikan Bupati dan Wakil Bupati TTU sementara bertugas di luar daerah. Sebagai bawahan dirinya tidak bisa memberikan keputusan apapun.
“Saya ini juga bawahan saja sehingga aspirasi adik-adik akan saya catat untuk diteruskan kepada pimipnan,” ungkapnya.
Sementara terkait tuntutan APR untuk bertemu dengan Bupati TTU, Thall mengaku belum bisa memastikan kapan dijadwalkan. Namun apabila bupati sudah berada di tempat maka dirinya akan segera berkonsultasi untuk dilakukan audiensi dengan APR.
Massa APR baru bersedia membubarkan diri setelah Asisten III Setda TTU bersedia membuat pernyataan agar dalam waktu dekat dirinya mengatur jadwal pertemuan antara massa APR dengan Bupati TTU. (Eman Tabean/VoN)