Borong, Vox NTT- Statusnya janda sejak tahun 1986 silam. Ia hidup sebatang kara. Tinggal di gubuk bambu yang kotor dan dipenuhi sampah.
Itulah kenyataan hidup yang boleh dijalani sehari-hari dari Maria Lemas (65 tahun), janda tua asal Dusun Kembur, Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim)-NTT.
Sejak suaminya, Mateus Jamu meninggal dunia 31 tahun lalu, Nenek Lemas tinggal sendiri di gubuk bambu dekat pemukiman warga Dusun Kembur.
Pasangan Mateus (alm.) dan Nenek Lemas memang dikarunia 3 orang anak. Dua perempuan sudah mempunyai suami, dan satu laki-laki sudah meninggalkan Nenek Lemas sejak lama.
Matanya berbingar-bingar tampak penuh harapan saat didatangi VoxNtt.com, Jumat (9/6/2017). Bagi dia hidup adalah proses pengembaraan bukan tujuan. Karenanya, dia hanya menanti di titik tujuan, seakan pasrah karena sudah tak berdaya.
Gubuk bambu yang sudah tua dan reot memang menjadi saksi bisu kehidupan Nenek Lemas yang melara seorang diri. Ukuran gubuk itu sangat kecil yakni sekira 2×3 meter untuk tidur dan dapur.
Setiap ingin istrahat, Nenek Lemas hanya mengandalkan kamar tidur beralaskan sak semen bekas yang sudah tidak layak pakai.
Kelambu yang ia pakai untuk melindungi dari gigitan nyamuk hasil rakitan dari sak semen. Bantal tidurnya terbuat dari karung dan lapuk pemberian warga setempat.
Baca Juga: Warga Sebelah Wae Musur Merengek, Kemana 7 DPRD Matim Dapil Borong-Rana Mese?
Selain itu, gubuk itu tidak memiliki kamar mandi dan WC. Untuk mandi dan WC nenek itu harus pergi ke tetangganya. Itu pun dilakukannya penuh susah. Apalagi ia juga mengalami rabun penglihatan.
Untuk makan sehari-hari saja, dia hanya berharap dari uluran tangan para tetangga. Maklum usia Nenek Limas sudah tua, tak lagi produktif bekerja di kebun.
Saat ini, kondisi kesehatan Nenek Lemas sudah sangat payah. Dia tidak mampu lagi berkeliling, sehingga dia memilih untuk bertahan hidup di gubuk bambunya.
Saat ditanya VoxNtt.com, Nenek Lemas hanya menggelengkan kepala seraya mengeluarkan air mata. Lantaran dia sudah tak bisa berkomunikasi dengan baik.
Dengan tatapan mata yang penuh harapan, Nenek Lemas sangat mengharapkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matim untuk meringankan beban hidupnya.
Kamilus Nokor, tetangga Nenek Lemas mengatakan, dia janda yang tergolong tua di Dusun Kembur.
Namun sayangnya, kata Nokor, Nenek Lemas tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Baik itu raskin, rumah murah, maupun jenis bantuan lainnya.
“Orang tua ini adalah orang lama di kampung ini, mungkin kalau didata tidak ada janda yang berusia lanjut kecuali orang tua ini,” katanya.
“Yang paling dibutuhkan olehnya adalah beras. Karena nenek ini sudah tidak bisa bekerja lagi. Selama ini dia hidup dari hasil sumbangan para tetangganya,” tambah Nokor.
Nokor menambahkan, dirinya memang sudah memperjuangkan nasib Nenek Lemas kepada pemerintah setempat.
“Saya sudah laporkan kondisi nenek Lemas ini kepada pihak kelurahan. Tetapi jawaban mereka hanya minta bersabar dan menunggu. Harapannya, pemerintah Manggarai Timur buka mata melihat kondisi warga seperti Nenek Lemas ini,” tutup Nokor. (Nansianus Taris/VoN)