Labuan Bajo, Vox NTT-Warga Kelurahan Wae Kelambu dan Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) hingga kini belum menikmati air bersih PDAM Wae Mbeliling.
Padahal perusahan daerah yang mengurus air bersih itu sudah ada di Labuan Bajo sejak Kabupaten Manggarai Barat terbentuk.
Lurah Wae Kelambu, Markus Randu kepada VoxNtt. com, Selasa (04/07/2017) menuturkan dari 5. 000 lebih jiwa penduduk kelurahan tersebut, hanya sebagian orang saja yang menikmati Air PDAM Wae Mbeliling. Padahal pipa utama PDAM sudah ada di pinggir jalan di wilayah kelurahan Wae Kelambu.
“Ada Tiga lingkungan di kelurahan Wae Kelambu yaitu, Sernaru, Wae Kelambu dan Lancang. Hanya Lingkungan Wae Kelambu seperti di Golo Koe saja yang nikmati Air PDAM Wae Mbeliling, itupun tidak semua warga Golo Koe, ” tutur Randu.
Warga yang tidak menikmati air PDAM terpaksa menggunakan air sumur dan air yang dibeli dari tangki dengan harga Rp 100 Ribu hingga Rp 150 Ribu/tangki.
Untuk lingkungan Sernaru sendiri, sumur bor yang dibangun beberapa tahun lalu sudah rusak, terpaksa warga kembali nebeng dengan sumur pribadi milik tetangga serta ada yang kembali membeli air tangki.
“Mau bagaimana lagi, sebagian warga bilangnya begini, Kantor PDAM ada di kelurahan kita, tapi kita susah mendapatkan air PDAM, ” katanya.
Randu berencana akan berkomunikasi dengan pihak PDAM Wae Mbeliling agar kebutuhan air bersih di kelurahannya terpenuhi.
Di Wae Kesambi dan Batu Cermin
Cerita yang sama juga terjadi di lingkungan Wae Kesambi dan Batu Cermin. Warga dua lingkungan itu terpaksa menggunakan air kali Wae Sambi dan Wae Tuak.
Dua mata air ini bersumber dari akar pohon Wae Sambi yang kemudian ditampung dalam Bak yang dibangun beberapa tahun lalu oleh warga dua lingkungan itu.
Di Wae Tuak sendiri, warga harus berebut-rebutan air karena sejumlah anak sekolah yang tinggal di kos-kosan seputar Batu Cermin juga mengandalkan air itu untuk keperluan mandi dan kebutuhan lainnya.
“Wae Tuak sudah memenuhi kebutuhan air untuk warga seputar Ketentang, Batu Cermin dan anak sekolah SMKN I Komodo, ” ujar Lamber Leke, warga seputar Batu Cermin.
Lamber mengatakan sampai saat ini di seputaran Ketentang dan Batu Cermin sendiri warga belum menikmati air bersih PDAM Wae Mbeliling.
Bagi yang mampu, kata dia, terpaksa membeli air tangki dan yang tidak mampu terpaksa konsumsi air Wae Tuak yang memiliki kadar kapur lumayan tinggi.
Di Seputar Rujab Bupati Mabar
Selain itu, di Desa Batu Cermin, wilayah yang krisis air bersih juga dialami warga seputaran rumah Jabatan Bupati Mabar.
Di lokasi ini, terdapat sejumlah bak penampung air dari proyek Sail Komodo tahun 2013 lalu di seputar rumah Jabatan Bupati.
Namun hingga kini bak penampung tersebut tidak memiliki air. Proyek air bersih yang menelan miliar rupiah itu, kini baknya sudah mulai rusak. Warga seputar Rujab Bupati Mabar terpaksa harus membeli air tangki. Sementara anak sekolah yang tinggal di sejumlah kos-kosan seputar wilayah itu terpaksa datang mengambil air di Wae Tuak dan sumur Bor di Ketentang dengan jalur tempuh 1 km. (Gerasimo Satria/VoN).