Maumere, Vox NTT- Nama Desa Wogalirit menjadi terkenal karena disebut Jokowi dalam sidang bersama DPR-DPD di Senayan pada Rabu (16/8/2017) baru bisa menikmati listrik setelah 72 tahun merdeka.
Terkait hal itu, warga Desa Watumerak, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka yang bertetangga dengan Desa Wogalirit menganggap PLN sama seperti ‘kura-kura dalam perahu.
Hal ini dikarenakan PLN seolah-olah tidak tahu bahwa mereka selama ini belum menikmati listrik dan berada tepat di tengah-tengah desa lain yang sudah mengakses layanan listrik.
“Aneh sekali PLN ini, kami berada di tengah-tengah desa lain yang sudah ada listrik. Di timur, barat, dan selatan sudah ada listrik semua. Tinggal kami yang di tengah ini dengan hutan lindung di sebelah utara yang belum ada listrik. Jangan-jangan PLN pikir di sini ini hutan rimba yang tidak ada penduduknya,” ungkap Oktovianus Dai kepada VoxNtt.Com di Kantor Desa Watumerak, Senin (21/8/2017).
Oktovinanus yang juga Wakil Ketua BPD Desa Watumerak tersebut menerangkan beberapa bulan yang lalu pernah ada beberapa orang datang ke desa tersebut untuk melakukan survei.
Ketika ditanya orang tersebut mengaku sedang melakukan survey.
Sayangnya, setalah ditunggu sekian lama tidak juga terlihat ujung tiang listrik.
Menurutnya, bila desa tersebut dimasuki jaringan listrik keadaan akan lebih baik.
“Anak-anak bisa mulai belajar komputer, bisa ada mebel dan usaha lain, dan kalau kami mau foto copy bahan tidak perlu pergi jauh-jauh sampai di Kewapante atau Maumere,” terangnya.
Pantauan VoxNtt.com, dari 7 desa yang ada di Kecamatan Doreng, Watumerak merupakan satu-satunya desa yang belum dimasuki jaringan listrik.
Jaringan listrik sudah sampai di desa-desa yang berbatasan langsung dengan Watumerak yakni, Desa Kloangpopot di sebelah timur, Desa Wolonterang di sebelah selatan dan Desa Wogalirit di sebelah barat.
Tiang listrik terdekat berada di Kampung Urut, Desa Kloangpopot yang berjarang kurang lebih 600 m ke Kampung Bora, Desa Watumerak.
Bahkan beberapa warga di Klogang, Desa Watumerak sudah mengakses listrik dari tiang terdekat tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Desa Watumerak, Yozh Andreas Woda memalui Kasi Kesos Desa Watumerak, Servinus Jawa.
Selama ini warga menggunakan listrik bertenaga surya untuk penerangan di malam hari. Akan tetapi, kemampuan listrik tenaga surya sangat terbatas.
Servinus mengaku pihaknya telah menyiapkan surat permohonan pemasangan jarangan disertai denah dan pernyataan kesediaan warga.
“Calon konsumen di Desa Watumerak adalah 300-an kepala keluarga,” terangnya. (Are De Peskim/AA/VoN)