Maumere, Vox NTT-Dirjen Usaha Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibaningsih menyatakan akan mendorong peningkatan kapasitas tenun ikat Sikka.
Nilai tradisional dalam tenunan harus tetap dipertahankan sembari memperbaiki kualitas.
“Saya lihat proses produksinya masih sangat tradisional tetapi kalau diberi sentuhan teknologi nanti akan mengurangi nilai tradisionalnya,” ungkap Gati kepada VoxNtt.com di Dokar, Desa Uma Uta, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Jumat (20/10/2017).
Menurutnya tenunan tradisional sangat diminati di pasaran internasional. Oleh karena itu, pihaknya akan mendukung produksi tenunan tradisional Indonesia termasuk di Sikka.
Secara khusus Direktorat Jendral UKM akan memfasilitasi para penenun untuk belajar teknik pewarnaan.
“Ini (sarung tenun-red) kan warnanya mudah luntur. Melalui Balai Tekstil kita akan upayakan supaya warnanya bisa bertahan,” terang Gati.
Ditambahkannya pihaknya telah membangun kerjasama dengan Pemda TTS untuk pembudidayaan kapas.
Harapannya nanti bisa turut menyuplai kebutuhan kapas penenun di Dokar dan Sikka.
Akan tetapi, setelah melihat dan mendengar langsung dari para penenun dirinya terkagum-kagum karena penenun di Dokar sudah mengembangkan sendiri kapas dan perwarna alami.
Kunjungan Gati ke Kampung Adat Dokar tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan Moskow beberapa waktu lalu.
Direktorat Jendral UKM hendak melihat langsung produksi tenunan.
Dalam kunjungan tersebut, Gati Wibianingsih sekaligus meresmikan Sanggar Budaya Dokar Tawa Tana.
Selain ke Dokar, Gati dan rombongan juga mengunjungu kelompok penenun di Ende.
Penulis: Are de Peskim
Editor: Adrianus Aba