Borong, Vox NTT-Asty Dohu, salah satu THL di Dinas Komunikasi dan Informatika Manggarai Timur (Kominfo Matim) dipecat oleh pimpinanya Hironimus Nawang beberapa waktu lalu.
Tokoh muda asal Matim Edy Dahal langsung menyoroti seputar pemecatan itu.
Menurut Edy, pemecatan sepihak terhadap Asty Dohu oleh Kadis Nawang bukti bahwa posisi THL di Matim itu rendah.
“Apalagi hanya mengandalkan SPK antara Kadis dengan THL. Tidak ada kekuatan hukum yang mengikat. Kapan saja Kadis merasa tidak senang dengan THL, langsung pecat saja. Tanpa ada prosedur. Kan Kadis yang berikan SK THL itu,” ujar dia.
Dikatakannya, praktik semacam itu sebenarnya sudah tidak berlaku lagi di zaman reformasi ini. Jadi, pemimpin mesti demokratis dan tidak boleh diktator.
“Kalau sistem ini terus berlanjut, Matim tidak akan pernah maju. Kan tinggal THL buat asal bapa senang saja. Meski kinerja buruk, tetap dipertahankan. Sedih melihat kondisi birokrasi yang bobrok ini,” tukas Edy.
Dia menambahkan, Pemda Matim mesti membuat peraturan yang jelas terkait nasib THL.
Hal itu bertujuan agar meminimalisasi sikap otoriter dari kepala dinas seperti pemecatan sepihak terhadap Asty Dohu oleh Kadis Nawang.
“Ini penting. Supaya peristiwa serupa tidak terulang lagi. Butuh kejelasan dan niat baik dari pemerintah untuk nasib THL di Matim,” ucap dia.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba