Ruteng, Vox NTT- Bakal calon gubernur NTT, Benny K Harman melakukan ziarah adat ke ‘Anak Rona’ di Kampung Kole, Desa Kole, Kecamatan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai, Jumat (03/11/2017) malam.
‘Anak Rona’ dalam budaya Manggarai adalah pihak yang memberi anak gadis atau keluarga dari pihak perempuan yang menikah. Kole sendiri adalah kampung asal ibunda Benny K Harman.
Ziarah adat ini dilakukan untuk meminta persetujuan leluhur, sebab dia maju bertarung dalam hajatan Pilgub NTT tahun 2018 mendatang.
Pantauan VoxNtt.com, Benny tiba di Kampung Kole sekitar pukul 17.30 Wita dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar).
Ia datang bersama istrinya Maria G. Ernawati Harman dan anak sulungnya Maria Cacelia Stevi Harman.
Bakal calon gubernur NTT yang berpasangan dengan Benny Alexander Litelnoni dengan akronim paket ‘Harmoni’ itu kemudian diterima secara adat oleh pihak ‘Anak Rona’.
Penerimaan itu dipimpin langsung oleh tokoh adat setempat, Hubert Obo. Kemudian, ‘Kepok Rimba’ (menjawab ritus penerimaan) dibawakan oleh Ferdy Pantas, seorang tokoh yang datang bersama Benny Harman.
Selanjutnya, Benny Harman bersama keluarga dan rombongan berziarah ke makam leluhur ‘Anak Rona’ untuk berdoa. Makam leluhur itu tak jauh dari rumah.
Pihak keluarga besar meminta restu leluhur agar perjuangannya menjadi Gubernur NTT periode 2018-2023 dapat terwujud.
Setelah berdoa dilanjutkan dengan ritus ‘Teing Hang’ (memberi makan untuk leluhur).
“Teing Hang” merupakan bentuk syukur dan doa kepada Tuhan melalui perantaraan leluhur dalam masyarakat adat Manggarai.
Di depan ratusan keluarga yang datang, Benny Harman kembali bercerita kembali pengalaman masa lalunya saat ada di Kampung Kole.
Dia melepaskan rindu setelah lama tidak bertemu dengan keluarga di kampung ‘Anak Rona’-nya itu.
Selain itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu kemudian menceritakan pengalaman hidupnya di depan keluarga ‘Anak Rona’.
Selain itu, Benny Harman dalam kesempatan tersebut mengatakan keadaan terkini di NTT sangat membutuhkan perubahan.
Menurut dia, salah satu jalan agar mengubah keadaan saat ini yakni dengan meraih kekuasaan.
Kekuasaan itu bisa diperoleh dengan pemilu dan dukungan rakyat. Sebab, inilah keadaan demokrasi saat ini.
“Tidak tepat seorang bupati dibandingkan dengan DPR. Yang tepat untuk dibandingkan adalah kerja bupati dengan bupati lain dan seorang DPR bisa membandingkannya dengan DPR lain. Itu yang pas, ini yang masyarakat harus paham,” ujar Benny.
Hal itu ia sampaikan agar masyarakat memiliki dasar untuk melihat dan menentukan pilihan politiknya dalam Pilgub NTT 2018 mendatang.
Dia berharap agar keluarga bersatu hati mendukung paket Harmoni di Pilgub NTT 2018 mendatang.
Penulis: Adrianus Aba