Ende, Vox NTT-Upaya Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) untuk meningkatkan pembangunan di Kawasan Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT justru mengundang sejumlah komentar.
Pelaku pariwisata Kelimutu misalnya, menilai sejumlah pembangunan di Kawasan Kelimutu dapat mempengaruhi kunjungan wisatawan.
Pada sisi lain, pembangunan tersebut dapat merusak lingkungan alam di Kawasan Kelimutu.
Dalam aksi protes di Balai TNK Jalan El Tari Ende tidak lama ini, puluhan pelaku pariwisata menolak sejumlah pembangunan semenisasi di Kelimutu.
“Tulis larangan jangan merusak lingkungan alam, tapi TNK justru bangun semenisasi di sana. Masyarakat berlomba menanam seribu pohon, malah TNK merusak lingkungan,” kata Koordinator Pelaku Pariwisata Danau Kelimutu, Hans Bata Sama di Kantor Balai TNK, Senin (13/11/2017).
Baca: Bangun Anjungan, Aman Flores-Lembata Sebut Mistik Danau Kelimutu Hilang
Penolakan pembangunan semenisasi di kawasan Kelimutu menjadi bahan bincangan saat workshop pengembangan destinasi yang digelar Kementerian Pariwisata di Aula Hotel Grand Wisata, Jalan Kelimutu Ende, Sabtu (18/11/2017).
Yanto Wangge, salah seorang pelaku pariwisata yang diundang saat workshop menjelaskan, wisatawan menginginkan kawasan Kelimutu yang natural tanpa ada bangunan.
Apapun bentuk bangunan serta argumentasi pihak TNK, menurutnya, tidak dibenarkan di mata pelaku pariwisata dan wisatawan.
“Kami banyak menerima masukan dari para touris. Kok ada bangunan di kawasan ini ya, bukan alami lagi,” kata Yanto meniru komentar wisatawan asing saat berkunjung ke Danau Kelimutu.
Bahkan, ia pun menolak adanya lampu jalan serta Closed-Circuit Television (CCTV) di kawasan wisata itu. Ia mengusulkan, pihak TNK cukup membangun toilet serta menyiapkan tong sampah.
“Wisatawan suka adanya ancaman. Jalan lumpur, jalan licin, jalan gelap. Karena itu yang mereka (wisatawan, red) mau. Bukan bangunan megah, bukan jalan mulus, bukan terang bukan adanya cctv. Itu tidak perlu. Butuh yang natural dan nilainya lebih,” kata dia.
Ia berharap agar pembangunan yang bersifat semenisasi dibatalkan serta menghindar pembangunan yang mengganggu pemandangan wisatawan.
Sebelumnya, Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu (TNK) Agustinus Setepu menyebutkan proyek pembangunan anjungan di Kawasan Danau Kelimutu bernilai budaya Ende-Lio.
Bangunan anjungan bermaterial lokal yang semuanya berasal dari Kabupaten Ende.
“Semen hanya mengikat batu saja. (Semen, red) hanya sedikit. Semuanya menggunakan batu lokal,” katanya saat rapat lintas sektor oleh Kementerian Pariwisata di Aula Hotel Grand Wisata, Jumat (17/11/2017).
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba