Ende, Vox NTT-Pelaku pariwisata kembali menyoroti proyek anjungan yang bersifat semenisasi di kawasan Danau Kelimutu, Ende, Pulau Flores, NTT.
Mereka menilai bangunan yang sedang dikerjakan itu menggangu ekosistem alam Kelimutu.
Dalam audiens bersama Wakil Bupati Ende H. Djafar Haji Ahmad, sejumlah pelaku wisata asal Moni tegas menolak adanya pembangunan di kawasan wisata tersebut.
“Kami minta dibongkar (anjungan, red) itu. Karena itu merusak alam disana,” kata Hans Bata di Aula Hotel Ikhlas, Senin (20/11/2017).
Penolakan tersebut, kata Hans, atas usulan wisatawan yang berkunjung ke Danau Kelimutu.
Baca: Bangun Anjungan, TN Kelimutu Dinilai Merusak Lingkungan
Para wisatawan berpendapat bahwa bangunan itu menghilangkan nilai budaya Lio yang kental dipelihara saat ini.
Danau Kelimutu menjadi tidak kerabat karena penampakan bangunan semenisasi berlebihan.
“Alam tentu tidak bersahabat, apalagi binatang-binatang yang hidup di Kelimutu. Karena bangunan itu mengundang hiruk pikuk serta keributan,” kata pelaku wisata lainnya, Yanto Wangge.
Fasilitator Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Yakobus Mbira mempertanyakan master plan pembangunan kawasan Danau Kelimutu.
Baca: Bangun Anjungan, Aman Flores-Lembata Sebut Mistik Danau Kelimutu Hilang
Menurutnya, master plan mesti disosialisasikan kepada masyarakat untuk diketahui bersama. Sehingga, rencana pembangunan tidak menghilangkan nilai-nilai yang diwariskan leluhur Lio.
Selain itu, Yakobus justru mendorong agar pengembangan Danau Kelimutu berjalan seadanya tanpa sentuhan yang signifikan.
“Sehingga nilai yang terkandung di Kelimutu juga bisa dirasakan oleh wisatawan. Ekosistem alam di kawasan itu mesti dijaga dan terus dipelihara,” ucap dia.
Sedangkan Kepala Balai TNK, Agustinus Setepu menjelaskan pembangunan itu bersifat holistik.
Master plan tahun 2017 menunjuk untuk menata kembali fasilitas budaya dalam menunjang membangun kawasan Danau Kelimutu.
“Bangunan itu bersifat budaya Lio. Bangunan menggunakan material lokal dari Ende. Bahan semen tidak ditonjolkan,” katanya.
Wakil Bupati Djafar Ahmad berkomentar datar bahwa pembangunan dilakukan dengan tetap mengedepankan kenyamanan wisatawan.
Terhadap persoalan itu, Wabup Djafar berharap bangun komunikasi yang baik agar tidak terjadi kendala dikemudian hari.
“Kami beri ruang untuk berkomunikasi lagi. Dan jangan larut-larut persoalan ini,” kata Djafar.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba