Borong, Vox NTT- Tahun demi tahun, narasi pilu karena jalan rusak selalu merongrong pikiran Elmo Barsito.
Warga asal Necak, Desa Compang Necak, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) itu mengaku tak jarang merintih saat hendak melintasi jalan menuju kampungnya.
Alasan kebutuhan saja, oto cold (bus kayu) dan sepeda motor berani melintas di jalan yang bagaikan kali mati itu.
Jangan tanya lagi saat musim hujan, hanya pejalan kaki yang berani melintasi jalan telford itu menuju Benteng Jawa, ibu kota Kecamatan Lamba Leda.
Elmo mengaku hanya 13 Kilometer saja jalan itu belum diaspal dari Bea Lalang, Desa Compang Mekar. Namun sepanjang belasan kilometer tersebut, menjadi momok menakutkan bagi warga pengguna jalan.
Betapa tidak, selain batu-batu telford yang licin, di beberapa titik terdapat pendakian dan tikungan tajam. Di samping jalan terdapat jurang cukup curam, yang jika tidak hati-hati bisa membawa maut bagi pengendara.
Dikatakan Elmo, sudah lama telford tersebut dibangun. Namun, sudah menghampiri 10 tahun Kabupaten Matim dimekarkan, harapan warga agar jalan menuju Necak diaspalkan tak kunjung terwujud.
“Sudah lama jalannya ditelfort, hingga saat ini belum ada peningkatan. Jalan penuh lubang yang curam,” kata Elmo kepada VoxNtt.com, Sabtu (23/12/2017).
Dia mengaku, pada saat musim hujan tenaga hewan terutama kuda terpaksa digunakan untuk mengangkut hasil komoditas pertanian.
Kuda juga digunakan untuk mengangkut barang-barang hasil pembelian warga dari Bea Lalang. Sementara dari Benteng Jawa menuju Bea Lalang masih bisa diangkut dengan menggunakan kendaraan.
Kondisi jalan yang rusak parah itu tak hanya maut bagi warga. Kaki kuda saja saat mengangkut barang, selalu tergelincir karena batu yang sangat licin.
Dia menambahkan, setiap kali Musrenbang dan reses DPRD usulan pembangunan aspal menuju Kampung Necak selalu disampaikan warga. Tetapi sampai sekarang tidak kunjung direlisasikan.
“Entah mengapa pemerintah tidak kunjung menengok kondisi jalan ini. Kami juga terkadang bingung,” tandas Elmo.
Menurut dia, akibat jalan rusak tidak saja dirasakan langsung oleh warga pengguna. Nilai ekonomi mereka dari hasil penjualan komoditas melorot.
Warga terpaksa tidak berani menjual sendiri hasil pertanian ke kota. Pilihan paling mudah ialah menjual ke pengusaha komoditi lokal yang harganya tentu saja relatif murah.
Karena itu, dia pun berharap agar Pemkab Matim segera memperhatikan kondisi jalan menuju Desa Compang Necak tersebut.
“Kalau jalan bagus pasti ekonomi masyarakat juga baik. Akses transportasi yang buruk jadi penyebab harga bahan pokok semakin naik. Karena biaya ongkosnya mahal. Kalau kondisi ini terus berlanjut, ekonomomi masyarakat pasti tidak berubah,” ungkap Elmo
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba