Borong, Vox NTT- Puluhan petani dari Desa Paan Leleng, Kecamatan Kota Komba melakukan aksi demonstrasi di Kantor Bupati Manggarai Timur (Matim) terkait kelangkaan pupuk bersubsidi, Kamis (11/01/2018).
Aksi masyarakat itu didukung oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), GERTAK, dan LMND.
Mereka datang untuk mendesak Bupati Matim Yosef Tote untuk segera menyelesaikan masalah kelangkaan pupuk yang terjadi sejak lama di Matim.
Menurut petani asal Desa Paan Leleng, pupuk yang selama ini mereka tunggu tidak tepat sasaran. Pihak Pemda Matim dinilai tidak bertanggung jawab dengan kelangkaan pupuk di kabupaten itu.
Menurut mereka, Dinas Pemda Matim sejak tahun 2014 hingga tahun 2017 tidak pernah menyalurkan pupuk bersubsidi ke petani yang ada di Desa Paan Leleng, khususnya masyarakat di Kampung Neros.
Ketua SRMI, Firman Jaya saat berdialog dengan Bupati Yosef Tote di ruangannya, menyatakan telah terjadi kasus penimbunan pupuk subsidi pemerintah di distributor induk.
Hal ini menyebabkan tidak lancarnya pendistribusian pupuk kepada pihak agen di wilayah Kecamatan Kota Komba yang menangani delapan desa.
Baca: Aktivis Dengungkan Lagu “Kematian” Saat Aksi di Kantor Bupati Matim
Desa Paan Leleng sendiri menjadi salah satu dalam delapan desa yang sampai saat ini tidak mendapatkan pupuk bersubsidi.
Lebih parah lagi, kata Firman, pemberian pupuk kepada kelompok tani yang tidak merata.
Kata dia, pihak penyalur lebih cenderung menjual pupuk kepada tengkulak swasta yang membelinya dengan jumlah yang sangat banyak.
Sehingga, para tengkulak menjual kembali pupuk tersebut dengan harga yang sangat mahal dan menggunakan sistem ijon.
“Untuk itu kami mendesak bupati dan DPRD Manggarai Timur untuk segera menjalankan fungsi pengawasan terhadap sistem kerja yang selama ini terjadi sejak tahun 2014 hingga 2018,” ujar Firman.
Sebab itu, dia menilai Pemda Matim telah gagal dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya kepada masyarakat Petani Desa Paan Leleng.
Pemerintah tidak mendistribusikan pupuk bersubsidi kepada sepuluh kelompok tani dengan total keanggotaan dalam Gapoktan sebanyak 118 orang.
Kata Firman, bila mana desakan ini tidak terealisasi selama jatuh tempo tiga hari. Maka, pihaknya akan menghujani Kabupaten Matim dengan selebaran bertajuk “Mosi Tidak Percaya” kepada pemerintah setempat.
Dia menegaskan, Pemda Matim cendrung melakukan pencitraan politik dan pembohongan kepada masyarakat.
“Kami tetap berkomitmen dan konsisten untuk terus melakukan aksi-aksi demonstrasi beruntun bila mana pihak Pemda Manggarai Timur tidak dapat mengindahkan kedatangan kami saat ini,” tegas Firman.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba