Ruteng, Vox NTT- Nikolaus Tebo, warga Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong menolak membangun rumah bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai.
Nikolaus secara tegas menolak lantaran bahan material pasir tidak berkualitas.
Selain itu, menurut dia pasir yang sudah diantar di halaman rumahnya tidak cukup membangun satu unit rumah dan tidak sesuai janji supplier.
“Pasir yang kami terima itu tidak layak untuk bangun rumah. Kemudian juga pasir yang kami terima katanya empat oto, kenyataannya tidak sampai empat oto seperti yang mereka katakan,” kata Nikolaus kepada VoxNtt.com, Sabtu (03/02/2018).
Menurut dia, awalnya pembangunan rumah murah ini disepakati, supplier pengadaan material ditentukan oleh kelompok penerima bantuan sendiri.
Namun pada akhirnya, pemerintah secara sepihak menentukan supplier.
Sementara kelompok penerima di Kelurahan Waso yang sudah dibentuk sama sekali tidak mengetahui alasan kesepatan itu diubah secara sepihak.
Setelah itu lanjut Nikolaus, pada November 2017 lalu mereka menerima semua bahan material perumahan secara bertahap. Dari semen sampai yang teakhir pada 20 November supplier mengantarkan pasir yang bervolume 12 kubik.
Setelah dicek, pasir yang diterimanya itu sama sekali tidak bisa membangun rumah. Jumlahnya pun juga tidak sesuai dengan yang disepakati.
“Waktu itu mereka mengantar pasir ke rumah, katanya 12 kubik, tetapi setelah saya ukur, volume pasirnya tidak sampai begitu. Lalu juga pasir yang mereka bawa tidak bisa bangun rumah karena kualitasnya tidak baik,” ujar Nikolaus.
Atas persoalan itu, dia sendiri tidak mau membangun rumahnya. Meskipun sudah tiga kali, sejak Desember sampai Januari pengawas dari Dinas Perumahan Rakyat mendatangi rumahnya untuk mengecek dan menanyakan perihal keengganannya membangun rumah bantuan itu.
“Sudah tiga kali pegawai dari Dinas Perumahan Rakyat datang di sini, mereka tanya kenapa saya belum mulai bangun. Saya bilang, saya tidak bisa bangun rumah dengan pasir di luar ini. Kualitasnya tidak baik dan juga jumlahnya tidak cukup,” ujarnya.
Nikolaus juga mengaku pernah mendatangi kantor Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai untuk menyampaikan keluhannya. Namun respon pegawai di dinas itu biasa-biasa saja.
Dia menegaskan, tidak akan mebangun rumah kalau pasirnya tidak diganti dan ditambah volumenya.
Sebab membangun sebuah rumah tidak bisa dengan pasir yang tidak berkualitas itu.
“Sampai kapanpun saya tidak akan bangun rumahnya. Kecuali kalau pasirnya mereka ganti dan ditambah. Sebab saya sudah beritahu ke Dinas Perumahan Rakyat, tetapi mereka tidak tanggap, makanya saya tidak mau bangun,” terang Nikolaus.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Dinas Perumahan Rakyat Kabupaten Manggarai belum berhasil dikonfirmasi.
Kontributor: SJ
Editor: Adrianus Aba