Ende, Vox NTT-Dua tenaga kerja asal Kabupaten Ende, NTT, Sabina Weni Wasa (40) dan Siti Alwiah (24) mendapatkan riwayat berbeda sebelum dipulangkan BNP2TKI ke Ende, Jumat sore (6/4/2018). Riwayat itu diceritakan masing-masing di Kantor Dinas Nakertrans Ende.
Sabina, warga Desa Watukamba, Kecamatan Maurole mengaku tidak memiliki tempat tinggal setelah rumahnya mengalami musibah kebakaran pada Tahun 2017. Ia dipulangkan bersama keempat anaknya yang semua masih kecil.
Sebelumnya, ia ditinggal pergi oleh pasangan suaminya asal Solor, Flores Timur 3 tahun silam. Sayangnya, ia enggan menyebutkan nama suaminya setelah ditanya wartawan.
Ia mencari kerja di Malaysia Barat sejak tahun 2001 secara ilegal. Disana ia bekerja sebagai cleaning service di salah satu perusahan.
Baca: Dua TKI Ilegal Asal Ende Dipulangkan
Setelah mendapatkan musibah kebakaran, Sabina beserta empat anaknya langsung dibawa petugas ke Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Ia pun meminta bantuan dari pihak Gereja untuk dipulangkan ke Ende.
Sambil menunggu proses pemulangan, cerita Sabina, ia dan keempat anaknya tinggal di Kongsi. Kongsi adalah tempat tinggal darurat khusus bagi pekerja di Malaysia. Selama itu, ia bekerja hanya untuk biaya perjalanan pulang.
Atas musibah itu, Sabina mengaku mengalami kerugian sekitar 7000 Ringgit atau sekitar Rp 24.917.399,47.
“Ya, saya bersama anak-anak hanya bisa bersyukur bisa pulang, terima kasih,” ucap Sabina.
Cerita Sabina berbeda dengan riwayat Siti Alwiah (24) warga Kelurahan Kotaratu, Kecamatan Ende Utara.
Alwiah yang hendak bekerja di Dubai akhirnya tertunda setelah digerebek petugas di salah satu tempat penampungan di Jalan Padati Jaya, Jakarta Timur pada 3 April 2018. Ia digerebek karena tidak memiliki dokumen resmi.
Wanita 24 Tahun ini mengaku direkrut oleh Fatimah, warga Kelurahan Rukun Lima, Ende. Ia juga pernah direktur Fatimah dan bekerja di Dubai beberapa waktu lalu.
“Saya pulang kesini karena masa kontra habis. Kali ini dia (Fatimah) rekrut lagi,”ujar Alwiah.
Ia menjelaskan, semua biaya perjalanan ke Jakarta diurus oleh Fatimah. Di Jakarta, Alwiah dijemput dan diajak Idris yang juga warga Ende di Terminal Pasar Minggu, Jakarta.
Lalu ia diantar ke tempat penampungan oleh Idris bersama 16 tenaga kerja dari luar NTT.
“Disana kami ada 16 orang. Kami di satu tempat penampungan saat digerebek petugas,”ucap dia.
Alwiah kemudian dipulangkan dan diserahkan oleh BNP2TKI kepada BP3TKI Kupang. Kemudian, pada Jumat sore, Alwiah bersama Sabina dan keempat anaknya diserahkan ke Dinas Nakertrans Ende lalu diserahkan ke pihak keluarga oleh Kepala Bidang BP2TK Nakertrans Ende, Yosefa A.P. Dewi.
Penulis: Ian Bala
Editor: Adrianus Aba