Kupang, VoxNtt.com-Menjelang pemilihan wali Kota Kupang pada Februari 2017 mendatang, kelompok cipayung Kota Kupang yang terdiri dari PMKRI, GMNI dan PMII merilis beberapa catatan penting terkait figur dan perubahan mendesak yang harus dilakukan wali kota Kupang pada periode 2017-2022. Beberapa pandangan mereka dilansir VoxNtt.com saat ditemui di markasnya masing-masing, Kamis, 22/09/2016.
GMNI
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) cabang Kupang, Leonardus Liwun saat diwawancarai di garda nasionalis GmnI, Naimata, Kota Kupang mengatakan figur yang diharapkan memimpin Kota Kupang adalah orang yang berani melawan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lingkup birokrasi Kota Kupang. KKN, demikian Leonardus, sudah membudaya dalam setiap daerah termasuk di Kota Kupang.
“Ini (KKN) menjadi momok yang menghambat pembangunan dalam menegakkan demokrasi hakiki di level lokal” katanya.
Selain itu, kata Leonardus, seorang wali kota juga harus memiliki semangat melayani dan peka terhadap kebutuhan rakyat. Salah satu bentuk kepekaan itu menurutnya dengan merancang pembangunan yang berbasis riset lapangan bukan mengarang agenda pembangunan. Dengan demikian, lanjutnya, pembangunan yang dilangsungkan dapat menjawabi kegalauan rakyat kecil yang tertindas.
Salah satu persoalan yang masih mendera rakyat kecil menurut dia adalah air bersih dan kesehatan yang harus dibenahi oleh wali kota yang akan datang.
PMKRI
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Kupang, Kristo Mbora. Ito, demikian sapaan karibnya menginginkan Kota Kupang yang dinahkodai pemimpin yang berani dan jujur.
Kedua sikap ini menurutnya harus dijadikan sebagai strong point bagi wali kota dalam membawa Kota Kupang ke arah yang lebih baik. Untuk dapat konsisten dengan sikap itu, figure yang punya hati nurani menurutnya mampu menjawabi persoalan pelik yang sedang melanda kota ini.
Persoalan mendesak saat ini jelas dia adalah penataan dan kebersihan kota yang masih amburadul. Terkait penataan kota, dia mencontohkan kesemerawutan ruang terbuka hijau dan investasi perhotelan yang berpotensi memebatasi ruang publik serta pencemaran lingkungan.
“Ada banyak hotel disepanjang Pantai Timor sampai Lasiana yang jaraknya hanya 50 meter dari bibir pantai” katanya.
PMII
Julfirlan, Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kupang juga menambahkan terkait figure ideal dalam perhelatan wali kota kupang. Ia menegaskan sikap konsisten untuk membangun kota yang populis (pro rakyat) adalah salah satu poin penting. Konsisten yang ia maksud adalah watak pemimpin tanpa embel-embel dan suka menghambur janji manis.
Saat ini menurutnya, pemimpin yang diharapkan adalah orang yang memiliki etos kerja yang tinggi sehingga membawa kota kupang ke arah yang lebih baik.
Terkait perubahan mendesak selama lima tahun ke depan, Firlan demikian ia disapa lebih mengharapakan pembenahan di sector ekonomi mikro yang langsung dirasakan rakyat kecil.
“Wali kota terpilih harus mampu merangsang usaha kecil-menangah untuk bangkit dengan kebijakan yang lebih pro kepada rakyat” katanya. (VoN)