Sumba, VoxNtt.com-Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur memiliki aneka wisata budaya yang sangat eksotik. Mengawali perjalanan wisata di bumi Marapu Sumba Barat, Anda akan disuguhkan masyarakat yang mendiami perkampungan-perkampungan adat yang dikelilingi pagar-pagar batu yang tersusun rapih di atas puncak-puncak bukit. Fenomena tersebut erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat purba yang diwarnai dengan pertikaian antar suku.
Saat perjalanan wisata menelusuri perkampungan adat, Anda akan menyaksikan kemegahan kuburan Batu Megalitik. Kepercayaan Marapu menyakini bahwa rumah dan kuburan batu adalah simbol kehidupan dan kematian. Lokasi perkampungan adat dapat dijumpai di semua kecamatan.
Pasola
Pasola adalah salah satu bentuk ritual budaya kebanggaan masyarakat Sumba Barat.
Pada saat pelaksanaan Pasola, kedua kubu yang berlawanan secara adat dengan cara menunggang kuda sambil yang sedang berlari kencang mengejar dan melempari lawan dengan sebatang kayu / tombak. Keberhasilannya ditandai dengan tetesan darah yang mengalir dari tubuh lawan. Apabila ada kecelakaan dalam pertandingan tersebut maka tidak ada sangsinya. Pasola digelar secara ketat sekali dalam setahun di bulan Pebruari berawal dari Kodi, Lamboya, Gaura dan kemudian berakhir di Wanokaka pada bulan Maret.
Wulla Podu
Wulla Podu disebut juga dengan Bulan Pemali merupakan suatu ritual budaya yang sangaat misterius, unik, dan menarik. Ritual Wulla Podu yang digelar secara ketat dan sakral selama bulan Nopember setiap tahun berawal dari kemah suci di kampung Tarung yang disebut dengan Uma Rowa Uma Kalada. Pelaksanaan Wulla Podu ditandaai pula dengan adanya larangan-larangan tidak boleh meratapi orang mati, tidak boleh membunyikan bunyi-bunyian dan tidak boleh menyelenggarakan pesta. Pada puncak penyelenggaraan ritual Wulla Podu di tandai pula dengan digelarnya atraksi kesenian dan berbagai permainan rakyat. Lokasi pelaksanaan Wulla Podu yakni di kampung Tarung yang terletak di tengah kota Waikabubak dan Kampung Bondo Maroto kurang lebih 30 menit kearah Utara kota Waikabubak.
Bijalungu Hiupaana
Bijalungu Hiupaana merupakan nama sebuah gua alam yang terletak di Desa Taramanu, Kecamatan Wanokaka sekitar 18 km dari kota Waikabubak. Setiap tahun, tepatnya pada bulan Januari di tempat ini digelar event Bijalungu Hiupaana yaitu upacara sakral marapu yang dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, pemurnianan diri, memprediksi hasil panen yang akan datang serta untuk mempersiapkan alat-alat pertanian. Upacara ini di rayakan dengan mempersembahkan makanan dan minuman berupa hewaan kerbau, babi, dan ayam seraya melantunkan nyanyian, tarian dan kalimat-kalimat magis marapu.
Purunga Taliang Marapu
Purunga Taliang Marapu merupakan ritual budaya yang bernuansa sakral. Ritual budaya ini diselenggarakan sekali dalam setahun dalam bentuk doa dan persembahan kepada dewa Marapu. Ritual ini diselenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus memprediksi hasil panen yang akan datang. Dalam pelaksanaan upacara ini digelar pula aneka tarian, aneka nyanyaian yang berisikan petuah / wejangan. Wilayah pelaksanaannya pada desa Umbu Pabal, kecamatan Katikutana sekitar 38 km dari ibukota Waikabubak. Berlangsung selama 4 hari pada minggu pertama bulan Oktober.
Tarian daerah Sumba
Hampir disemua kecamatan mempunyai tarian daerah antara lain Kataga, Woleka, Gaza, Nego, Dokale, Elang, dll. (VoN)