Kota Kupang, VoxNtt.com-Memasuki abad ke-21, kemajuan dunia komunikasi dan informasi adalah kenyataan yang tak terbantahkan lagi. Salah satu contoh kemajuan itu adalah fenomena munculnya masyarakat digital atau yang kerap disebut dengan masyarakat dunia maya.
Melalui jejaring sosial yang berbasis internet seperti facebook, twitter, BBM, Line dan Whatsapp, masyarakat dunia seakan hidup tanpa sekat, ruang dan waktu. Perkembangan ini kemudian memicu lahirnya media online sebagai penyuguh informasi dalam dunia maya.
Demikian beberapa cuplikan pernyataan yang disampaikan Prof. DR. Frans Bustan, M.Lib dalam diskusi bertema “Peran Media Online dan Media Sosial dalam Pembangunan NTT” sekaligus acara launching media online VoxNtt.com, Sabtu, 08 Oktober 2016, di Restaurant Pantai Timor, Kota Kupang.
Namun menurut Prof. Frans, kenyataan yang terjadi selama ini justru menampilkan kemunduran peradaban. Salah satu yang ia sebut adalah hilangnya etika komunikasi dalam dunia maya dan media online.
“ Banyak berita yang tak berimbang, provokatif dan tidak berpihak pada nilai kemanusiaan” katanya.
Atas dasar itu, ia selaku pemimpin umum voxntt.com berharap media online ini dapat menjadi lilin dalam menerangi terowongan sejarah dunia komunikasi modern yang semakin kehilangan arah.
Tak hanya Prof Frans, acara diskusi yang dihadiri berbagai elemen seperti pemerintah, DPR, polri, tokoh agama, LSM, tokoh masyarakat, mahasiswa dan kaum muda ini, juga memiliki keresahan yang sama.
Salah satu mahasiswa ilmu komunikasi Fisip Undana, Kupang, Liliany juga menyampaikan beberapa kritikan. Menurutnya, kehadiran media online saat ini tidak lagi memenuhi kaidah-kaidah jurnalistik. Adapun contoh yang ia sebut seperti wartawan yang gandrung melakukan copy-paste berita.
Sementara untuk voxntt.com ia berharap agar media ini dapat menjadi media yang anti-mainstream. Menurut mahasiswa jurnalistik ini, media-media online saat ini tidak memiliki karakter dalam menyajikan pemberitaan karena cenderung bermental copas (copy-paste).
Keresahan yang sama pun disampaikan Pius Rengka, mantan pemimpin redaksi salah satu media terkenal di NTT. Menurut Pius, kehadiran media online di Indonesia dan NTT khususnya harus menjadi sarana pembangunan demokrasi di level local maupun nasional.
“Media harus mampu berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pemerintah dan masyarakat maupun masyarakat dan masyarakat” jelas dosen FISIP Undana ini.
Salah satu kekurangan media online di NTT menurut Pius adalah tidak tepat dalam pemilihan kata atau diksi.
“Banyak wartawan yang tidak hati-hati dalam memilih kata sifat” tampisnya.
Padahal, kata sifat ini sangat berbahaya jika tidak ditempatkan sesuai konteks dan peristiwanya. Hal ini yang kemudian menurut Pius berpotensi provokatif dan tendensius.
Sementara itu, DR. Benny K. Harman. SH, MH, mantan wartawan salah satu media terbesar di Indonesia yang juga hadir dalam acara tersebut menegaskan fungsi pers sebagai perkakas ampuh untuk mengontrol kekuasaan.
Benny yang sekarang menjadi Wakil Ketua Komisi III DPR RI perwakilan NTT ini menyampaikan hasil pengamatannya dimana banyak media termasuk media online justru menjadi media partisan dari kelompok tertentu. Menurutnya, media kekinian telah menjadi alat pemilik modal untuk melanggengkan kekuasaan dan kekayaan.
“Untuk itu media termasuk media online harus menjaga independensi, kredibilitas dan akuntabilitas” tegasnya.
Media Vox Ntt.com adalah satu-satunya media online yang didirikan sekelompok anak muda di Kota Kupang. Media yang mengambil slogan “Merajut Keberagaman” ini hadir untuk mengentas masyarakat NTT dari pelbagai bentuk keterbelengguan. Dapat dikatakan media ini hadir untuk merajut keberagaman NTT khususnya keberagaman budaya, potensi daerah maupun potensi manusia untuk kemudian disatukan menjadi energi pembangunan.
“Bersama VoxNtt, kita pintal perbedaan menjadi energi pembangkit semangat kebersamaan membangun NTT, sebagai bagian dari permadani budaya nusantara dan miniatur etnografi kemajemukan bangsa Indonesia ” Kata Irvan Kurniawan, pemimpin redaksi VoxNtt.com.