Ruteng, VoxNtt.com– Puluhan aktivis gabungan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Manggarai geram lantaran Kapolres AKBP Totok Mulyanto tak mau menemui mereka saat demonstrasi di Ruteng, Kamis, (20/10/2016).
Demonstrasi puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam wadah Cipayung Manggarai ini merupakan agenda terencana untuk mengevaluasi dua tahun kepemimpinan Joko Widodo dan Yusuf Kalla, Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.
Ketua Presidium PMKRI Ruteng, Kristian Nanggolan dalam orasinya menyatakan, Cipayung Manggarai mengutuk dan mengecam sikap Kapolres Totok yang tidak mau menemui para mahasiswa.
Ia mengatakan, sejumlah aktivis Cipayung Manggarai ingin bertemu Kapolres untuk memintai klarifikasi terkait mandeknya penanganan berbagai kasus korupsi yang sedang ditangani instasi ini.
Selain itu, mereka juga ingin berdialog dengan Kapolres Totok terkait indikasi praktek pungli di tubuh Polres Manggarai.
Namun sayang, usai melobi hingga menunggu hampir satu jam di luar kantor Mapolres, keinginan aktivis Cipayung ini kandas lantaran Kapolres Totok tak kunjung keluar ruangan.
“Ada begitu banyak kasus korupsi di Manggarai dan Manggarai Timur yang diduga terendap tanpa penyelesaian hukum yang jelas oleh Polres Manggarai. Kami datang untuk mendengar langsung penjelasan Kapolres,” ujar Kristian dalam orasinya.
Kristian menyebut, misalnya, kasus pemalsuan APBD Manggarai Timur tahun 2012, kasus SPPD fiktif pada Dinas Bappeda Manggarai, dan lain-lain. Selain itu, ada indikasi praktek pungli dalam operasi ketertiban kendaraan bermotor oleh unit lantas Polres Manggarai.
Bahkan tak canggung-canggung para mahasiswa itu menyebut bahwa kinerja Kejaksaan Negeri Ruteng jauh lebih bagus ketimbang Polres Manggarai.
Menurut mereka, beberapa waktu terakhir Kejari Ruteng sudah berhasil menetapkan tersangka kasus Alkes Manggarai Timur dan korupsi dana Blog Grand SMP Negeri 6 Langke Rembong.
“Sementara Polres Manggarai di mana keberhasilan? Kejari Ruteng jauh lebih bagus,” ujar Kristian.
Senada dengan Kristian, dalam orasinya Martinus Abar, Ketua GMNI Cabang Manggarai menyatakan, sikap Kapolres Totok yang tak mau menemui para mahasiswa merupakan sebuah sikap takut pimpinan lembaga itu.
Ia menduga ada hal yang sengaja ditutup-tutupi oleh Kapolres Manggarai dalam penanganan kasus korupsi dan indikasi adanya pungli yang ada di internal Polres.
“Saudara-saudari sekalian di tempat sejarah pahlawan Manggarai Motang Rua yaitu lapangan Motang Rua ini, kita mengutuk dan mengecam sikap Kapolres yang tak mau menemui kita,” ujar Martinus.
Sementara itu, Kasubag Humas Polres Manggarai, Simon Jeo saat menemui para demonstrans menjelaskan, Kapolres Totok sedang bertugas di Jakarta.
“Kami juga akan menelusuri sejauh mana ada indikasi pengutan liar. Kalau boleh berikan data-data tertulis terkait pungutan liar itu supaya kami akan memeriksa unit yang telah melakukannya,” tegas Simon.
Usai mendengar penjelasan Simon, seraya kesal sejumlah aktivis Cipayung kemudian melanjutkan demonstrasi mereka di kantor bupati Manggarai. (AA/VoN).