Segala pekerjaan pasti berhasil kalau kita melakukannya dengan jujur dan sungguh-sungguh
Kota Kupang, VoxNtt.com-Buah-buahan memang selalu menjadi bisnis paling laris di Kota Kupang, Ibu Kota provinsi NTT.
Dengan suhu yang berkisar 38-40 derajat Celsius per hari, kota dengan julukan kota karang ini hampir selalu membuat siapa saja terjerembab dalam kehausan.
Sensasi panas ini semakin nyata jika sedang di luar rumah pada pukul 10.00-13.00 wita. Bahkan hingga pukul 15.00 wita, aura panas di kota ini masih juga belum beranjak walaupun matahari sudah mulai condong ke ufuk Barat.
Namun dibalik panasnya kota, ada sebagian orang melihat situasi ini sebagai peluang bisnis. Maraknya bisnis minuman dingin dan buah-buahan di sepanjang jalan-jalan utama seakan menyuguhkan kenikmatan tersendiri bagi siapa saja yang lewat.
Rasa panas itu pun semakin terbayar jika mencicipi jeruk manis Mama Yohana Ola di seputaran jalan Sabu, Fatubesi, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang.
Di stan berukuran 1 x 2 meter, Mama Yohana menjajaki buah jeruk bagi setiap pembeli yang berteduh ke tempatnya.
Keramahan Ibu berdarah Maumere, Flores ini menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pembeli yang bertandang ke tempatnya.
Bahkan jika pembeli tidak tahu cara mengupas jeruk yang benar, Ibu Yohana (40) tak canggung-canggung mengajarkan pembeli cara mengupas jeruk yang cepat dan benar.
Sambil menikmati jeruk asal Kiser, Ambon, saya mendengar kisah dari ibu yang sudah 23 tahun mengais rejeki dari menjual jeruk.
Dari hasil kerja keras dan ketekunannya, ibu dari tiga orang anak ini mampu membiayai hidup keluarga hingga mampu menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi.
Anaknya yang pertama hanya sampai di bangku SMA. Selepas terima ijasah Sang Ibu sering membujuknya untuk lanjut kuliah, namun ia lebih memilih untuk mencari kerja.
Sedangkan anaknya yang nomor dua kini sedang menempuh perkuliahan di STIKES Maranatha, Kota Kupang. Sementara anaknya yang bungsu masih duduk di bangku SD.
Ibu Yohana mengaku penghasilannya hanya bersandar dari buah jeruk dan kalau tiba musim jagung, ibu ini juga beralih menjual jagung di tempat yang sama.
Buah jeruk yang berukuran besar dijualnya seharga Rp 10.000 per tiga buah sementara yang berukuran kecil dijual Rp. 10.000 per empat buah.
Walaupun penghasilannya tidak menentu setiap hari, ibu ini tetap semangat dan tak pernah putus asa.
Hal ini terbukti dari keputusannya untuk jauh dari keluarga yang ia akui sangat berat. Di Kupang ia tinggal di kos-kosan selama tiga bulan baru kembali ke kampungnya untuk bertemu keluarga.
Bagi ibu dari tiga orang anak ini, segala pekerjaan pasti berhasil kalau kita melakukannya dengan jujur dan sungguh-sungguh.(Andre/VoN)