“Musim panen kali ini dipastikan gagal panen. Ini berbeda dengan musim sebelumnya. Kami kesulitan mencari obatnya. Padi gagal merunduk dan buah padi tidak berisi,” aku Frans kepada VoxNtt.com
Ruteng, VoxNtt.com– Sejumlah petani di kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur (Matim)-Flores, Nusa Tenggara Timur mengaku produksi padi musim panen kali ini menurun hingga 50 persen. Penurunan produksi tersebut dikabarkan lantaran padi di sawah mereka gagal merunduk.
Para petani mengaku, pada musim tanam kali ini sebagian besar padi tidak merunduk walau berbuah namun gagal berisi.
Kegagalan ini disebabkan serangan penyakit yang sampai saat ini belum diketahui namanya. Namun dari tanda-tanda, padi yang baru mekar tiba-tiba memutih. Setelah beberapa saat padi pun tampak lurus dan tidak merunduk.
Fransiskus Sabin, salah seorang petani di Desa Golo Lembur-Lamba Leda mengaku, wabah penyakit yang menyerang padi pada musim tanam kali ini membuat ia kesulitan mencari obat yang tepat.
Di awal musim ini, kata dia, padi-padi tumbuh normal dan sangat subur. Namun, saat hendak mekar padi mulai memutih dan gagal merunduk.
“Musim panen kali ini dipastikan gagal panen. Ini berbeda dengan musim sebelumnya. Kami kesulitan mencari obatnya. Padi gagal merunduk dan buah padi tidak berisi,” aku Frans kepada VoxNtt.com, Senin (31/10/2016).
Saat melihat padi gagal merunduk Frans pun sangat menyesal. Sebab tentu saja dirinya dan para petani lain rugi tak sesuai dengan biaya produksi.
“Kami sudah putus asa. Penyemprotan atau pengobatan dengan berbagai obat pun tidak menghasilkan. Biaya pun makin membengkak sementara hasilnya sangat mengecewakan,” ujar Frans.
Senada dengan Frans, Marten Banja, petani lain mengaku, pihaknya kesulitan mencari obat yang tepat untuk memberantas penyakit padi yang hingga gagal merunduk itu.
Selain karena jauh dari pusat kota yang menjual obat-obatan pertanian, Marten juga mengaku tak punya biaya untuk memberantas penyakit tersebut dengan menggunakan bahan kimia.
Melihat kondisi padinya yang diperkirakan mengalami produksi sekitar 50 persen dari musim panen sebelumnya, Marten hanya pasrah seraya mengharapkan tak gagal total.
Ia mengungkapkan, penyakit putih dan gagal merunduk hampir terjadi setiap padi milik petani di daerah itu. (AA/VoN)