Oleh. Feliks Hatam*

 

Waetanah

Waetanah

di sanalah kakiku pertama kali menginjakan bumi

di situlah tangisanku terdengar

Tangisan, tanda hadir dan adaku di tanah itu.

 

Waetanah

Itulah alamku

Kesunyuian alamku memberi arti akan cinta-Mu yang tak terbatas

 

Waetanah.

Kicaun burung membawaku dalam semedi

Air alamnya menyegarkan hati menapik harap

Ragam pesonanya, kusatukan dalam nada

Oh Tuhan, syukur pujianku untuk-Mu.

 

Waetanah,

Gunung kelilingnya bagai taman raksasa

Alang-alang menguliti padang berbukit

Bukan sulit menapakkinya

Setiap kaki melangkah, memberi arti bagi mata yang menatap

 

Waetanah

Tidak semua orang mengenalnya

Alamnya asri membahana mata yang menatapnya

Sejuk iklimnya hutan asli sumbernya.

 

Waetanah

Sejak nama itu ada, pelita memisahkanmu dari gelap

Aku tersesat dalam gelapmu yang pekat

 

Waetanah

Dalam langkah kuselalu berharap

Berharap untuk bebas dari asap

Asap yang terlahir dari pelita.

Kapan?

 

Waetanah

Penaku untukmu

Dalam tegap kami tulis demi masa depanmu

Dalam karya kami kenalkan namamu.

 

Kesadaran Yang Terlambat

Keheningan setia menemani

Jengkrit dalam sunyi bernyanyi

Kunang-kunang membawaku dalam harap

Dia isnpirasi tanpa ketergantungan, semoga

 

Hati resah bukan pasrah

Langkah henti bukan malas

Puasa bersuara, bukan habis gagasan

Tertegun dalam gelap mencari inspirasi di bawah purnama.

 

Rembulan sedikit memisahkan gelap

Sinarmu, kesetian sang mentari

Kumenapakki kaki menatapmu dalam kesendirian

Kutitipkan doa pada Pemilikmu, berharap mengutus penguatku

 

Teras rumahku adalah saksi

Pelita melihatkan air mataku

Tersipuh sedih yang hampa

Pelik menghadapi, Dia menguatkan. Sungguh.

 

Tubuh tercabik-cabik

Hati teriris

Air mata menghujani pipi

Teringat masa lalu yang teramat miris

 

Dari huniku untukmu

Hadirkan kebaikan dalam hidupmu

Pastikan langkah dan aksimu mulia

Matangkan katamu, benarkanlah sikapmu.

 

Nama

Nama itu selalu ada dalam nada

Nama itu memberi arti akan dalam rasa

Nama itu menuliskan arti tentang kesetiaan cinta

 

Nama itu selalu kugengggam

Nama itu akan kujaga untuk menjadi nama yang selalu ada

Nama itu kusatukan dalam doa

 

Tentang nama itu

Biarkanlahku berdoa untuk bersatu

Satu nama dalam mengembara

Satu nama mendayung bahtera kehidupan

AYAH

Engkau tak kelah lelah

Keringat darah membasahi tubuhmu

Pengorbananmu  semangat dalam setiap kisah yang terlukis.

 


Foto: Feliks Hatam
Foto: Feliks Hatam

*) Penulis adalah alumnus pendidikan Teologi STKIP St. Paulus Ruteng, sekarang tinggal di Ruteng.  E.mail: felikshatambent92@yahoo.com /felikshatamntt@gmail.com