Listrik adalah titik kritis akselerasi pembangunan, Rasio Elektrifikasi kita di NTT ini sangat rendah padahal kita memiliki energi panas bumi yang sangat banyak yang harus dimanfaatkan untuk kemajuan pembangunan di NTT
Labuan Bajo,Vox NTT– Rendahnya jumlah rumah tangga yang berlistrik di NTT ditengarai sebagai salah satu penyebab laju pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut berjalan lamban.
Berdasarkan data yang dirilis Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi (LPE) Departemen ESDM pada tahun 2015 lalu, rasio elektrifikasi di NTT bertengger pada angka 57,74 % atau urutan ke-33 dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia.
Rasio Elektrifikasi NTT (perbandingan rumah tangga pengguna listrik dengan jumlah rumah tangga ) yang sangat rendah ini berbanding terbalik dengan potensi Geothermal atau panas bumi yang sangat besar yang dimiliki daerah tersebut.
Meski demikian, karena kendala anggaran yang sangat rendah potensi panas bumi tersebut tidak mampu dimaksimalkan karena membutuhkan anggaran besar.
Anggota Komisi XI DPR RI Johnny G.Plate pada Forum bertajuk “Alternatif Pembiayaan dalam Pembangunan Infrastruktur di NTT” yang digelar PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) di Labuan Bajo,Rabu (03/11) mengatakan Rasio Elektrifikasi di NTT yang sangat rendah adalah salah satu penyebab akselerasi pembangunan di Provinsi tersebut tidak berjalan lancar.
“Listrik adalah titik kritis akselerasi pembangunan, Rasio Elektrifikasi kita di NTT ini sangat rendah padahal kita memiliki energi panas bumi yang sangat banyak yang harus di manfaatkan untuk kemajuan pembangunan di NTT,”kata Plate pada Forum tersebut.
Dia mencontohkan, Ulumbu sebagai salah satu pembangkit listrik yang bersumber dari Gheotermal baru dimanfaatkan 10 Megawatt dari 100 Megawatt yang dimiliki PLTP tersebut.
Menurut dia, jika seluruh potensi Panas Bumi di NTT khususnya di Flores dimanfaatkan secara maksimal makan rasio elektrifikasi akan meningkat dan berdampak pada kemajuan daerah.
Masih terkait kegunaan Listrik, Legislator asal Partai Nasdem ini juga mengingatkan Pemeritah Kabupaten di Flores khususnya daerah-daerah Pariwisata untuk segera memperhatikan secara serius kebutuhan listrik di daerahnya.
Menurut dia selama ini penggunaan listrik di Flores sebagian besar hanya untuk kepentingan rumah tangga.
“Hal yang perlu kita sadari juga adalah kebutuhan membangun daerah pasriwisata, di Manggarai Barat misalnya, Pariwisata di Manggarai Barat ini membutuhkan dukungan kekuatan listrik demi memenuhi kebutuhan industry pariwisata yang ada,”tandasnya.
Selain Ulumbu, dia menyebutkan di Pulau Flores potensi Panas Bumi tersebar di beberapa Kabupaten dan kekuatan listrik yang bisa dihasilkan bisa mencapai 300 Megawatt.
Meski demikian, dia mengaku pengembangan Sumber listirk berbasis panas bumi membutuhkan biaya besar dan komitmen masyarakat dalam menjaga lingkungan.
“Pengembangan Geothermal memang membutuhkan biaya yang sangat mahal, tetapi sumber listrik seprti ini bertahan lama sampai beberapa generasi, jika dibandingkan dengan sumber listrik lain seperti Diesel atau sumber listrik lain, Geothermal menjadi sumber listrik yang paling lama usianya,”tuturnya.
Kehadiran PT.SMI
Sementara itu, Kehadiran PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai bagian dari BUMN yang menangani khusus pembiayaan pembangunan infrastruktur harus diapresiasi baik oleh Pemkab di NTT.
Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan pembangunan khususnya pembangunan terkait masalah kelistrikan yang ada di NTT khususnya pulau Flores.
“Sekarang Pemkab mau buat apa dengan kehadiran SMI? SMI siap membantu pembiayaan pembangunan infrastruktur di daerah kita, kita memotivasi pemkab untuk usulkan apa yang menjadi kebutuhan derahnya khusus terkait pembangunan Listrik dari panas bumi,”kata Plate.
Ditemui Terpisah, Deirektur Panas Bumi Kementrian ESDM Yunus Syaifulah kepada Vox NTT mengatakan, saat ini Kementrian ESDM terus memotivasi Pemkab di Seluruh Indonesia untuk terus mengembangkan Pembangkit LIstrik yang bersumber dari Panas bumi.
Dia juga menghimbau Pemkab untuk memulai aktivitas seperti pengeboran sumber energi panas bumi yang ada sehingga bisa menarik minat investor untuk melakukan investasi pada pembangunan listrik Geothermal di daerah.
“Kita mendukung penuh pemkab yang memiliki sumber energi panas bumi, kita juga mengajak Pemkab untuk memulai aktivitas seperti pengeboran sumber-sumber yang ada sehingga investor akan datang dan investasi pada pembangunan listrik di daerah,”ujar Syaifulah.
Hadir dalam forum terrsebut Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch.Dulla, Bupati Manggarai Timur Yoseph Tote,serta utusan dari beberapa SKPD dari Pemkab se-daratan Flores. (Eyo/VoN)