Oelamasi, VoxNtt.com-Selama 14 tahun lamanya warga yang berjumlah 58 kepala keluarga di desa Oebelo, Kabupaten Kupang, menyambung hidup dengan bergantung pada penjualan sokal dan perkerjaan buru kasar.
Dengan bermodal tanah seluas 20 x 25 m per kepala keluarga, mereka berusaha menyambung hidup sebagai penggali batu tanpa lahan pertanian semenjak 2004 lalu.
Pendapatan yang terbilang tidak sebanding dengan tuntutan kebutuhan hidup ini terpaksa dijalani hanya semata-mata demi masa depan anak yang lebih baik.
“Sudah beberapa minggu ini kami para perempuan yang dulunya menganyam sokal untuk mendapatkan uang namun sekarang kami menggali batu untuk di jual di proyek pembangunan jalan raya” kata sala seorang ibu rumah tanga saat ditemui di lokasi kerja (17/11)
Amadio Ricardo Sala satu warga Desa Oebelo Dusun IV RT 18 RW 007 Kecematan Kupang Tengah Kabupaten Kupang mengutarakan bahwa semenjak direlokasi ke Desa Oebelo pada tahun 2004 warga tidak dapat bertani karena tidak memiliki lahan garapan.
Warga juga sangat berharap agar mendapatkan lahan dari pemerintah daerah setempat.
Kepala Desa Oebelo, Paulus Alexander Daut mengatakan bahwa Pemerintahan Desa telah menganggarkan anggaran dari dana desa untuk mengadakan lahan dan sarana serta prasaranya namun untuk saat ini program tersebut masih terkendala sebab lobi untuk mendapatkan lahan garapan masi terkendala dengan pihak pemilik lahan yang tidak kooperatif.
Paulus juga mengungkapkan pemilik lahan berkeberatan dengan syarat pengelolaan bagi hasil dan jangka waktu pengelolaan yang selama 20 tahun lamanya. (Fano/VoN)
Foto feature: Warga Desa Oebelo mengumpulkan batu untuk menyambung hidup (Fano/VoN)