Borong, VoxNtt.com- Tradisi Lisan Vera, merupakan warisan leluhur Etnik Rongga leluhur yang patut dipelihara dengan baik untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian Bupati Manggarai Timur Yoseph Tote dalam sambutan Launching dan beda buku karya Ni Wayan Sumitri dengan judul “Tradisi Lisan Vera: Jendela Bahasa, Sastra, dan Budaya Etnik Rongga” di Hotel Kasih Sayang Borong, Rabu (23/11).
Bupati Yoseph Tote juga mengapresiasi kehadiran buku ini karena sangat bermanfaat bagi masyarakat Manggarai Timur.
“Jika tidak dijaga, dikhawartirkan tetesan tradisi dan budaya masa silam lambat laun hanya akan tinggal nama, terlebih lagi jika tidak upaya dari berbagai pihak untuk melestarikannya” Kata Tote.
Kehadiran buku ini juga menurut Tote, bisa membuka cakrawala berpikir dan memberi inspirasi serta motivasi kepada para guru untuk mengemas kembali isi buku dalam kurikulum pendidikan di sekolah yang berbasis kearifan lokal.
Ni Wayan Sumitri, penulis buku bergenre budaya tersebut dalam sambutannya mengatakan tradisi lisan Vera adalah satu ragam seni pertunjukan menggunakan bahasa sebagai media, bahasa itu hidup secara dinamis, mengiringi budaya penuturnya.
Ia juga menjelaskan fungsi bahasa sebagai wahana transmisi berbagai nilai budaya dan sosial antargenerasi, juga sebagai jendela dan pintu masuk untuk memahami berbagai aspek budaya penuturnya.
“Vera sebagai sebuah tradisi tari ritual diiringi oleh lagu-lagu adalah sebagai satu wujud budaya sastara dan seni etnik rongga yang isi lagu-lagunya berisi kandungan nilai-nilai warisan luhur yang sangat dalam” jelas Sumitri.
Sementara Fransiskus Bustan, guru besar dari Universitas Nusa Cendana yang hadir sebagai nara sumber acara tersebut menguraikan aspek dan karakteristik vera secara rinci mulai pengertian, klasifikasi Vera, struktur bentuk tekstual-linguistisnya secara mikro dan makro, aspek estetisnya lingual dan non lingual serta sisi makna dan fungsi vera dalam konteks budaya Rongga misalnya terkait relegi, alam dan sosio historis dan politis.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, pegawai dinas PPO Matim, tokoh masyarakat, tokoh adat, para kepala sekolah, kepala UPTD, dan undangan.
Adapun Nara Sumber yang membedah buku tersebut yakni I ketut Artawa (Dosen Universitas Udayana), Fransikus Bustan (Dosen dan guru besar Univesritas Nusa Cendana), Kanis Lina Bina Bana (Mantan Wartawan Pos Kupang). (TN/VoN)
Foto Feature: Gambar Bersama: Prof. Dr. Frans Bustan, Prof. Dr. I Ketut Artaw, Bupati Manggarai Timur Drs. Yoseph Tote M,Si, Dr. Ni Wayan Sumitri.