Ende, Voxntt.com-Pemerintah Daerah Kabupaten Ende akan menindak tegas bagi agen-agen atau pangkalan minyak tanah yang nakal. Hal ini menyikapi permainan harga minyak tanah yang naik serentak secara sepihak akhir-akhir ini.
Wakil Bupati Ende, H. Djafar Haji Ahmad di ruang kerjanya mengakui beberapa laporan masyarakat bahwa terdapat beberapa agen dan pangkalan yang menimbun minyak tanah dengan tujuan untuk menaikan harga secara sepihak.
Maka dari itu, ia menegaskan pemerintah tidak mentoleril bagi pengecer yang nakal.
“Ini akan lakukan tindakan tegas. Selama ini kita sibuk dengan kegiatan internal birokrasi. Setelah ini, kita akan sikapi secara tegas,”Ujar Wabup Djafar, Selasa (17/01/2017).
Beliau mengungkapkan pemerintah akan mencabut perijinan apabila diketahui agen atau pangkalan yang melakukan hal tersebut. Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak membeli minyak di pasar-pasar dengan harga yang tidak sesuai.
“Di pasar ada yang jual sampai 6000 perliter. Padahal, harga yang sebenarnya 4000 perliter kalau yang di pangkalan. Maka, kami menghimbau kepada masyarakat beli minyak di pangkalan. Jangan di pasar-pasar.”Imbuhnya.
Sementara, Senior Supervisor RSD Pertamina BBM Ende, Zainal Arifin mengakui kabupaten Ende terdapat empat agen minyak tanah serta sejumlah pangkalan. Pihak Pertamina menyalurkan minyak tanah setiap hari bervariasi antara 20 sampai 24 kiloliter.
“Kita punya stok minyak tanah tetap lebih untuk sebulan. Jadi tidak ada kekurangan untuk tiga kabupaten ini, Ende, Nagekeo dan Ngada. Penyaluran juga lancar setiap hari.”Ungkap Zainal diruang kerjanya.
Ia juga menduga kelangkahan minyak tanah di Kabupaten Ende atas ulah agen dan pengecer. Selain itu, diduga terjadi penimbunan yang diperuntukan bagi industri-industri.
“Ya, kita duga ada permainan tingkat bawah. Tentu agen dan pangkalan. Mungkin juga ada penimbunan disana. Penyaluran dari kita ke agen lancar setiap hari. Nah, yang menjadi masalah dari agen ke pangkalan dan seterusnya.”Kata Zainal**(Ian/VoN)
Foto Feature: Senior Supervisor RSD Pertamina BBM Ende, Zainil Arifin saat ditemui wartawan di ruang kerjanya di Ende