Ende, VoxNtt.com-Jenazah Patrisius Dei Dhembo atau Anus, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Gheoghoma, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende berhasil dipulangkan ke Ende. Saat ini, jenazah disemayamkan di rumah duka, Kampung Mbomba.
Jenazah tiba di Bandara H. Aroebosman sekitar pukul 07.20 Wita menggunakan pesawat Kalsat dari Bandara Eltari Kupang.
Jenazah dijemput oleh keluarga yang didampingi oleh Koalisi Insan Peduli Migran dan Perantauan (KIP-MP) Kevikepan Ende yang dipimpin oleh Rm. Yetra Kotten, Rm. Reginald Pi Perno, Koordinator KIP-MP Kevikepan Ende, Irminus Deni serta Kasmirus Bhara Bheri selaku penanganan pada bidang hukum.
Dari Bandara, Jenazah langsung menuju ke Kevikepan Ende untuk dirayakan sidang duka yang dipimpin oleh Rm. Perno.
Usai itu, jenazah diantar ke kampung Mbomba dikawal oleh Sat Lantas Polres Ende diikuti keluarga dan sejumlah warga Ende.
Di Mbomba, jenazah Anus disemayamkan di Kapel Mbomba untuk melakukan pemberkatan melalui Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Rm. Yetra, Rm. Perno. Ratusan umat juga terlibat dalam perayaan tersebut.
Usai itu, penyerahan jenazah Anus dari BP3TKI NTT yang diwakili Irminus Deni kepada ahli waris yang diwakili Rm. Yetra Kotten. Kemudian jenazah disemayamkan di rumah duka dan rencana dikebumikan Sabtu besok.
Sakit Deman
Rm. Perno mengatakan Anus meninggal dunia pada Sabtu pekan lalu. Ia meninggal dunia karena sakit deman.
“Dia meninggal karena sakit. Jenazah anus terbang dari negara Malaysia hari Rabu dan kita berusaha membantu supaya jenazah bisa pulang kembali ke sini.”Ujar Romo.
Beliau menambahkan Anus bekerja di kebun kelapa sawit salah satu perusahan di Selangor, Malasyia Barat.
“Ia baru bekerja sekitar enam bulan. Ya, karena dia sakit. Kita berdoa istri dan anaknya selalu dikuatkan dalam iman.”Katanya.
Sementara itu, Koordinator KIP-MP, Irminus Deni mengakui, pihaknya sudah mendapatkan informasi kematian Anus pada sabtu pekan lalu sekitar jam 3 sore.
Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan pihak keluarga, pihak Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI atay BP3 TKI Provinsi NTT, serta pihak KBRI di Kuala Lumpur.
“Informasi didatangi dari keluarga. Kami ikut serta karena pengiriman jenazah hanya sampai Kupang. Maka, tim kami berkoordinasi dengan pihak BP3TKI NTT untuk membiayai jenazah dari Kupang ke Ende. Dari Malasyia ke Kupang dibiayai oleh Keluarga.”Pungkas Deni.
Ia menambahkan, setelah mendapatkan kabar kematian Anus, pada hari Selasa, pihaknya membantu mengurus segala jenis administrasi dan kirim ke BP3TKI NTT dilanjutkan kirim ke KBRI di Kuala Lumpur, Malasyia Barat.
“Ya, kami membantu semua administrasi. Jadi, tugas kami untuk menangani migran dan perantauan juga dengan kasus perdagangan manusia.”Ujar Deni.
Sebagai Motivasi
Sementara Rm. Yetra yang juga selaku koordinator hubungan migran antar negara menjelaskan tenaga kerja almarhum Patrisius Dei Dhembo, cukup memenuhi persyaratan migran yakni menggunakan paspor. Dengan itu, tambah Romo, sebagai motivasi bagi semua yang ingin merantau ke luar negeri.
“Dengan Paspor, perantauan kita jadi lebih mudah. Urusan-urusan administrasi baik datang maupun pulang juga lebih mudah. Jadi, diharapkan ini sebagai motivasi.”Ungkap Romo Yetra.
Sementara itu, Wilhelmus Wono, mewakili keluarga mengucapkan terima kasih kepada pihak koalisi migran dan perantauan Kevikepan Ende yang telah bersusah payah membantu keluarga untuk memulangkan jenazah Anus.
“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada koalisi migran dan perantauan kevikepan Ende serta negara yang telah membantu kami. Gereja benar-benar ada, negara benar-benar ada.”Katanya.
“Kita rantau bukan kita sendiri tetapi bersama dengan gereja dan negara. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.”Katanya lagi.**(Ian/VoN)
Foto Feature: Romo Perno sedang memberkati jenazah Anus saat sidang duka di halaman Kapel Vikep Ende (Foto: Ian)