Ruteng, VoxNtt.com- Mantan calon bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit menyoroti kebijakan rotasi para Apratur Sipil Negara (ASN) eselon IV di kabupaten itu.
Pelantikan ASN eselon IV ini sudah dilakukan di setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Manggarai, Senin (30/1/2017).
Hery menegaskan, rotasi para pejabat di bawah rezim Deno Kamelus dan Victor Madur (Deno-Madur) ini dianggap sebagai kebijakan paling brutal dalam sejarah birokrasi di Manggarai.
“Beberapa bulan belakangan setelah Pilkada, kita menyaksikan dan mengalami berbagai bentuk penindasan, baik melalui kata-kata maupun dalam bentuk kebijakan pergeseran yang tidak sesuai keahlian dan latar belakang pendidikan kita serta penurunan pangkat/jabatan. Inilah periode paling brutal dalam sejarah birokrasi di Manggarai,” demikian sepenggal kalimat Hery yang diposting di akun facebook-nya Herybertus G.L Nabit.
Sorotan yang sudah ramai dikomentari oleh puluhan netizen tersebut diposting pada Selasa (31/1/2017) dini hari.
Hingga kini sudah berjumlah 34 komentar dari status facebook calon bupati yang berpasangan dengan Adol Gabur tersebut.
Ketika dikonfirmasi VoxNtt.com pada Selasa siang, ia membenarkan status facebook-nya tersebut bertujuan untuk menyoroti mutasi ASN eselon IV lingkup pemerintah (Pemkab) Manggarai.
Hery menjelaskan, terdapat dua hal yang melatarbelakangi dirinya menyebut kebijakan rotasi pejabat eselon IV paling brutal.
Pertama, pejabat yang dirotasi dikabarkan dalam jumlah yang sangat besar.
Kedua ada banyak pejabat yang dimutasi diduga tidak sesuai dengan kompetensi, keahlian, dan latarbelakang pendidikan yang dimiliki.
“Informasi yang saya dapat bahwa banyak pejabat eselon IV yang ditempatkan tidak sesuai posisi yang dia lamar. Ingat bahwa rotasi ini mulai dilakukan pertengahan tahun lalu. Ketika orang teknik dilempar di kelurahan, itu kan tidak sesuai basik. Atau tahun lalu, tiba-tiba sopir dipindahkan di kelurahan. Loh, dia punya kemampuan sopir. Baik kalau di kelurahan ada mobil,” kata Hery saat bertemu di Ruteng.
Hal lain, kata dia, ketika ada ASN yang testing masuk melamar di Dinas Pariwisata. Lalu tiba-tiba ASN yang bersangkutan dipindahkan ke kantor camat oleh pemerintah kabupaten Manggarai.
Dikatakan, kebijakan penempatan orang tidak sesuai basik dan kompetensi yang dimiliki bakal berdampak merosotnya kinerja dan profesionalisme kerja.
Hery pun menduga kebijakan pemindahan eselon IV yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan politik balas dendam pemerintah di pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2015 lalu.
Sementara itu hingga berita ini diturunkan, pihak pemerintah kabupaten belum berhasil dikonfirmasi.
Berikut isi postingan Hery di akun facebook-nya Herybertus G.L Nabit.
MANGGARAI MEMASUKI PERIODE PALING BRUTAL DALAM SEJARAH BIROKRASI
Kepada semua teman-teman pendukung Pasangan Hery-Adolf pada Pilkada 2015 yang lalu, yang karena sikap politiknya itu kemudian harus mengalami proses mutasi yang tak kunjung selesai dalam tubuh birokrasi beberapa bulan belakangan ini, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya untuk kesetiaan mengabdi pada daerah ini dan ketegaran menghadapi situasi yang semakin sulit. Doa saya pada malam ini adalah semoga kita semua semakin tegar menghadapi tiap kesulitan, dengan mengingat bahwa KITA SEDANG MENYUSUN SEBUAH CERITA UNTUK ANAK CUCU KITA KELAK, BAHWA KITA PERNAH BERGOTONG ROYONG DAN BERJUANG BERSAMA UNTUK SEBUAH PERUBAHAN DALAM PILKADA 2015, BAHWA KITA SEMUA TETAP MEMPERTAHANKAN IKATAN BATIN ITU SAMPAI HARI INI DAN SAMPAI KAPANPUN…
Beberapa bulan belakangan setelah Pilkada, kita menyaksikan dan mengalami berbagai bentuk penindasan, baik melalui kata-kata maupun dalam bentuk kebijakan pergeseran yang tidak sesuai keahlian dan latar belakang pendidikan kita serta penurunan pangkat/jabatan. Inilah periode paling brutal dalam sejarah birokrasi di Manggarai, ketika seseorang dengan posisi staf sekalipun harus merasakan pahitnya resiko berbeda pilihan politik; ketika seseorang dengan posisi sebagai Pejabat eselon III harus di-nonjob-kan karena sebuah kesalahan yang belum terbukti. Inilah musimnya balas dendam dan balas jasa. Kalau ada yang tidak mengakui musim ini dengan alasan perlunya penyegaran dan berbagai pertimbangan Baperjakat, saya kira dia sedang menipu dirinya sendiri seraya mengambil hati atasannya untuk posisi yang lebih baik kelak.
Tapi terlepas dari itu semua, waktu sedang menguji ketahanan mental dan fisik kita… Jangan patah semangat dalam melayani masyarakat, juga tentu ingatlah keluarga di rumah yang setia menunggu kepulangan kita dari kantor. Ingatlah selalu bahwa kita sedang melayani masyarakat Manggarai, bukan melayani dan menyembah individu tertentu dalam birokrasi. Sungguh saya berharap bahwa teman-teman di dalam birokrasi tetap menjadi birokrat yang berilmu, berani berpikir kritis dan selalu menyuarakan kepentingan masyarakat umum.
Percayalah bahwa badai ini pasti akan berlalu, cepat atau lambat… Ibarat dalam cerita komik,MONSTER pasti akan dikalahkan di akhir cerita. Semoga tetap sehat, tetap semangat, tetap satu dalam cita-cita mewujudkan Manggarai yang lebih baik…. Salam 2 Jari…..
(Ardy Abba/VoN)