Oleh: Nancy Mangkut*
Mari, kita bertemu|
Sering hujan datang bersama rindu
Diiringi petir seolah – olah langit pun mendesak bertemu
Tetapi kita terjebak di ruang dan waktu
Rumit seperti menafsirkan ayat-ayat suci
Setiap detak dalam nadi merayu-rayu terus
“Marilah kita bertemu ”
Demi rindu yang tak mau tahu
Doa dari Pemilik Rahim
Lentera malam membelah gulita
Berpendar cahayanya Menerang kelam
Terdengar nun jauh di sana
Suara bunda bertelut berdoa
Tak terbilang berapa langkah jauhnya
Tapi doanya menggema di sukma
Di gerbang desa berdiri
Tempat dia menanti
Menjemput ku pulang kembali
Dilebarkan tangannya
Mengajakku benam kembali
Memeluk rahimnya
Di mana doa itu berasal
Doa yang menjawab seluruh mimpiku
Doa yang menyelamatkan hidupku
Kukecup rahimmu ,ibuku.
Dengan penuh cintaku
Hujan Hari Ini
Hujan hari ini masih sama
Sama seperti hari kau pergi
Menyerah dan selesai
Kau pergi
Dia tak mau kompromi
Juga tak mau bernegosiasi Karena Dia-lah empunya hidup dan mati
Hujan hari ini
Membangkitkan kembali kisah
Bagaimana kau pergi
Lantas tiada lagi kembali***
*Venansia Kurniati Mangkut Tinggal di Ruteng