Ruteng, VoxNtt.com-Hujan lebat disertai angin kencang di Kabupaten Manggarai, Minggu (5/2/2017) malam, menyebabkan sebuah tiang listrik Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu tumbang.
Tiang listrik tumbang akibat angin kenjang ini terjadi di ruas jalan Ruteng-Iteng. Itu tepatnya di Wae Mantar, Kilometer 15, Desa Umung, Kecamatan Satar Mese-Manggarai.
Manager PLN Rayon Ruteng I Made Dhanu Wijaya mengatakan, kejadian itu mengakibatkan pasokan listrik dari Ulumbu menuju Ruteng terputus.
Wijaya mengaku, tiang listrik di Wae Mantar tumbang lantaran kabelnya tertimpa pohon besar. Sejumlah pohon besar tersebut jatuh karena longsor hebat.
Selama proses perbaikan, kata dia, pihak PLN Ruteng memutuskan untuk melakukan pemadaman listrik dalam beberapa waktu ke depan.
“Kami memohon doa dan dukungan masyarakat karena masalah bencana alam tak terhindarkan lagi,” ujar Wiajaya kepada wartawan, Senin (6/1/2017).
Dia menjelaskan, selama dua pekan terakhir ini terhitung sudah dua kali peristiwa tumbangnya tiang listrik ditimpah pohon di Wae Mantar. Sebelumnya terjadi pada 2 Februari 2017 lalu.
Untuk diketahui, longsor di Wae Mantar tak hanya menyebabkan tiang listrik tumbang, tetapi akses transportasi di jalan menuju Ruteng itu sempat putus total pada Senin (1/2/2017) lalu.
“Jalur Ruteng-Iteng sudah putus sejak semalam pak. Kendaraan tidak bisa lewat,” kata Venan Jerahu seorang pengandara menghubungi VoxNtt.com, Selasa (2/2/2017) siang.
Venan mengaku, hujan lebat yang mengguyur sejak Senin pagi hingga malam hari menyebabkan longsor hebat terjadi di jalan milik provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.
Longsor tersebut terjadi tepatnya di Wae Mantar, pertengahan jalan di hutan Negara Golo Lusang-Manggarai.
Tanah dan pohon tumbang bekas longsor bertumpuk penuh di badan jalan dari ketinggian sekitar puluhan meter, hingga menyebab akses menuju Manggarai bagian selatan itu terhambat.
Venan yang adalah warga kecamatan Satarmese itu mengatakan, lantaran tidak bisa melewati longsor yang cukup besar di Wae Mantar tersebut terpaksa para pengandara menempuh ruas jalan Papang-Ngkaer-Jaong-Cumbi menuju Ruteng.
Mengikuti ruas ini tentu saja membutuhkan waktu cukup lama karena lebih jauh. Apalagi kondisi jalan yang melewati kecamatan Ruteng itu tampak sempit. Jalan pun berliku-liku dan terpaksa memutar ke arah barat untuk bisa memasuki kota Ruteng.
Sementara sejumlah pengendara kendaraan roda dua yang tidak ingin mengikuti jalur Papang-Ngkaer-Jaong-Cumbi menuju Ruteng terpaksa harus membersihkan material longsor. Itu mereka lakukan secara manual, agar sepeda motor mereka masih tetap melewati titik longsor.
“Di Wae Mantar memang sering terjadi longsor pak kalau hujan,” katanya.
Venan berharap, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai bersama instansi terkait lainnya segera membersihkan longsor di Wae Mantar agar lalulintas kembali normal.
Sebab, lanjut dia, ruas Ruteng-Iteng merupakan salah satu jalur vital bagi masyarakat Satarmese dan sekitarnya. (Ardy Abba/VoN).