Maumere, VoxNtt.Com- Siapa sangka seorang pelajar SMA dapat melihat dengan kritis pengelolaan sumber daya alam di negeri ini termasuk di daerah asalnya, Flores Timur.
Pelajar Kelas XI SMAK Frater Maumere, Intan Hayon mempertanyakan penguasaan bangsa asing melalui usaha budidaya mutiara di Flores Timur.
“Aneh, kita punya kekayaan alam tetapi orang lain yang kuasai. Itu kan berarti kita tidak berdaulat di laut toh?” ujar Intan kepada VoxNtt.Com pada Kamis (9/2/2017) usai Pelatihan Jurnalistik yang digelar Aliansi Wartawan Sikka (AWAS) di Nara Room, Maumere.
Sebelumnya Intan sempat mempertanyakan hal tersebut dalam sesi diskusi usai pemaparan materi “Mengenal Wilayah Laut NKRI” oleh Wadan Lanal Maumere, Letnan Kolonel Wens Kapo.
“Mengapa laut kita punya tetapi orang Jepang atau orang asing lain yang mengelolanya? Apakah kita tidak mampu?,” ungkap siswi kelas XI Bahasa SMAK Frater Maumere ini.
Atas pertanyaannya tersebut, Letnan Kolonel Wens menjawab wilayah laut Indonesia ini sesungguhnya kaya namun terkendala modal, teknologi dan sumber daya manusia.
“Ada kesan seolah kita tidak punya kemampuan. Negara kita tidak mampu mengolah apa yang ada di laut sehingga perlu bekerja sama dengan pihak asing,” ungkap lulusan Fakultas Hukum Unwira Kupang tersebut.
Meskipun demikian, Intan punya pendapat lain.
“Selama ini kan sudah ada banyak anak muda kita yang sekolah harusnya diberi kepercayaan untuk mengelola. Kalau tidak kirim lagi anak-anak muda untuk belajar khusus,”tegasnya.
Perlu diketahui terdapat 3 perusahaan pembudidayaan mutiara di Flores Timur saat ini.
Perusahaan tersebut antara lain PT. Asa Mutiara Nusantara, PT. Camar Sentosa, dan PT. Rosario Mutiara.
Menurut Intan selama ini rakyat Flotim mendapatkan untung dari turut bekerja atau pun dalam bentuk pajak.
“Tetapi pasti akan lebih menguntungkan kalau kita sendiri yang kelola,” tegasnya.
Intan adalah anak muda Flores Timur yang peka terhadap keadaan sekitarnya. Ayahnya, Jhon Hayon berasal dari Solor dan berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah menengah atas di Kota Larantuka sementara ibunya berasal dari Witihama Adonara.
Intan mengaku saat kecil sering berkunjung ke Witihama. Dalam perjalanan dirinya melihat lokasi pembudiyaan mutiara.
“Saya tanya di Mama itu apa lalu Mama bilang itu orang Jepang punya mutiara,” tutur alumni SMP Negeri 1 Larantuka ini. Saat ini keluarganya bermukim di Kelurahan Pohon Bao, Larantuka. (Are/VoN).