Borong, Voxntt.com-Ribuan tenaga kesehatan di Manggarai Timur (Matim) tampak ramai mengikuti ujian kompetensi menjadi tenaga harian lepas (THL) tahun 2017 di kabupaten itu.
Mereka mengikuti kegiatan seleksi yang dilakasanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Matim selama dua hari, yaitu, tanggal 16-17 Februari 2017.
Maria dan Yuli peserta yang mengikuti uji kompetensi saat ditemui di Kantor Dinkes mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matim tidak tebang pilih dalam proses seleksi tersebut.
Hendaknya, peserta yang lulus seleksi nantinya adalah mereka-mereka yang memiliki kompetensi berbasis penilaian obyektif. Bukan karena jatah atau karena ada orang dalam di Dinkes Matim.
Keduanya juga berharap agar panitia seleksi serta Pemkab Matim, tetap arif dan bijaksana dalam menentukan petugas kesehatan. Petugas tersebut nantinya bisa bekerja dengan tulus, mau melayani, dan menolong masyarakat, serta bersedia ditempatkan di seluruh pelosok Matim.
Selanjutnya, mereka mengaku siap mengikuti ujian tes kompetensi, tes wawancara dan juga syarat administrasi lainnya sesuai aturan yang berlaku.
Maria dan Yuli mengatakan, kendati selama ini ada bidan dan perawat yang sudah menjadi tenaga sukarela selama bertahun-tahun. Namun, belum pernah diangkat menjadi THL dan tentu saja ini kali mereka mengikuti seleksi dengan serius.
Sekretaris Dinkes Matim, Surip Tintin ditemui di ruang kerjanya, Kamis (16/02/2017) mengatakan semua tenaga kesehatan baik THL maupun tenaga sukarela wajib mengikuti seleksi. Itu karena SK mereka berlaku hanya satu tahun.
Tujuan diseleksi kembali, kata Tintin, yakni untuk memenuhi kekurangan tenaga medis PNS. Seleksi dilakukan untuk memenuhi 667 kuota THL di Dinkes Matim tahun 2017 ini. Hal itu sesuai dengan ketersediaan dana yang ada.
Selama ini pula pada umumnya THL hanya menumpuk di Puskemas, Pustu atau Poskesdes yang berada di wilayah perkotaan dan mudah terjangku.
Sementara di tempat kesehatan yang berada di pelosok masih banyak kekurangan tenaga medis. Di sana hanya ada tenaga sukarela.
Dokter Tintin menambahkan, selama ini THL secara otomatis diperpanjang setiap tahunnya. Mereka tidak pernah dievaluasi sehingga kinerja dan kompetensi tidak diketahui.
Menurutnya, sekitar 400 lebih tenaga medis yang selama bertahun-tahun bekerja sebagai tenaga sukarela di Matim. Mereka, tetap terus menjadi tenaga sukarela dan belum menjadi THL.
Karena itu, proses seleksi kali ini, baik yang sudah THL maupun yang masih sukarela sama-sama memiliki peluang untuk lulus.
Lebih lanjut dia menegaskan selama ini orang asli di lokasi tempat kesehatan terus menjadi tenaga sukarela. Sementara yang muncul THL orang baru yang bukan asli di situ. Ini yang menjadi keluhan masyarakat selama ini. (Taris Nansi/Kontributor Matim)