Maumere, VoxNtt.Com- Tindakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka yang meminjam uang senilai Rp 160 juta pada pihak ketiga menuai kritikan dari pemerhati dan biarawan.
Dikabarkan, uang tersebut digunakan untuk penanggulangan bencana sepanjang Desember tahun 2016 lalu di kabupaten yang sedang dipimpin bupati Yos Ansar Rera dan Wabup Paulus Nong Susar itu.
Direktur Lembaga Advokasi dan Pendidikan Kritis (Bapikir), John Bala menilai pinjaman senilai Rp 160 juta tersebut merupakan salah satu bukti bahwa Pemda Sikka tidak menyiapkan perencanaan mitigasi bencana.
“Pemda Sikka tidak siap hadapi bencana sementara mereka sibuk bangun monumen bencana,” tegas John Bala kepada VoxNtt.com di kediamannya, Jumat (17/2/2017).
Seharusnya, kata dia, Pemda Sikka menyiapkan dana kontigensi untuk mitigasi bencana.
“Dengan meminjam ke pihak ke tiga menunjukkan kualitas respon cepat untuk mitigasi bencana sangat rendah,” tukas John.
Bukti lainnya adalah tidak adanya penguatan kapasitas masyarakat dan institusi untuk menghadapi bencana.
Menurut pendiri PBH Nusra ini, Rera dan Susar seharusnya menyiapkan program-program agar masyarakat Sikka siap menghadapi bencana.
“Abrasi dan badai ini kan bencana yang hampir terus terjadi setiap tahunnya,” ujar John
Lebih aneh lagi, demikian dia menambahkan, ketika ada kebijakan untuk menggelontorkan uang senilai kurang lebih Rp 2,5 miliar demi membangun monumen bencana.
“Belum selesai bicara tugu kita didera bencana dan BPBD pinjam uang dari pihak ketiga untuk atasi bencana,” katanya.
Untuk diketahui, proyek pembangunan Monumen Tsunami yang menggunakan nomenklatur proyek Penataan Taman Kota saat ini sedang dipansuskan di DPRD Sikka.
Diduga terjadi sejumlah pelanggaran dalam proyek senilai Rp 2.564.000.000 tersebut, baik itu dalam konteks ekologi maupun mekanisme pelaksanaannya.
Oleh karenanya, John menghimbau masyarakat Sikka terutama para korban bencana agar tidak tinggal diam.
“Kita perlu curiga apa maksud Pemda mengabaikan persiapan menghadapi bencaba tetapi habis-habisan membangun monumen bencana,” tegasnya. (Are/VoN)