SoE, VoxNtt.com- Rini Farida Lasboy (16), siswa SMA Negeri Niki-Niki, Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dilaporkan menghilang sejak Jumat, 3 Maret 2017 lalu. Hingga saat ini belum diketahui keberadaan siswi kelas 2 SMA Negeri Niki-Niki tersebut.
Hilangnya seorang gadis asal Sabkiki, RT/12, RW/05 Nule, Kecamatan Amanuban Barat itu diduga menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking).
Ibunda Rini, Nya. Ruce Benu yang diitemui di Mapolres TTS mengaku, pada Jumat akhir pekan lalu sekitar pukul 15.00 Wita Rini pamit untuk mengikuti kegiatan PPA IO 672 Ora Etla Bora di Oenali.
“Saya mengiyakan (izinan Rini) karena memang dia salah satu peserta PPA,” kata Ruce dengan air mata berlinang sebelum memberikan laporan ke polisi, Selasa (7/3/2017).
Ruce mengatakan, lantaran anak gadisnya itu belum pulang, sekitar
pukul 18.00 Wita dia kemudian mencoba menghubungi ke nomor handphone (HP) Rini.
Tak lama berselang panggilan Ruce dibalas dengan menggunakan pesan singkat (SMS) oleh Rini. Dalam pesannya Rini memberitahukan ibundanya, ia melanjutkan ke Niki-Niki untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) bersama temannya.
“Beta (saya) tunggu karena jam 6 sore belum pulang juga, beta (saya) misscall ke HP-nya, tidak lama dia SMS saya bilang Ma b ke Niki-niki untuk kerja tugas, besok baru beta pulang, jangan marah ee ma (Mama saya ke Niki-Niki untuk kerja tugas, jangan marah mama),” tutur Ruce.
Setelah mendapat sms dari putrinya tersebut Ruce bersama suaminya sempat merasa legah.
Namun pikiran mereka kembali kacau setelah Sabtu akhir pekan lalu, Rini tak kunjung pulang ke rumah.
Lantaran tak pulang, lanjut Ruce, upaya pencarian pun mulai dilakukan. Mereka mendatangi kerabat Rini. Kemudian mendatangi mentor PPA IO 672 Ola Etla Bora Oenali, tempat dimana terakhir kali Rini pamit ke ibundanya.
Dugaan jadi korban human trafficking semakin menguat, sebab sebelumnya Rini sempat meminta kartu NIK dan Ijazah ibunya untuk dibawa ke sekolah.
“Dia pernah minta kartu NIK dan ijasah, katanya mau bawa ke sekolah,” tambah Ruce.
Hingga kini, keluarga sudah berusaha untuk menghubungi Rini via nomor telepon selulernya. Itu dihubungi baik menggunakann SMS maupun ditelepon, namun tidak ada jawaban. Keluarga pun tidak mengetahui posisi Rini saat ini.
Sementara salah satu mentor PPA IO 672 Ora Etla Bora, Ima Kleing yang turut mendampingi Ruce Benu ketika membuat laporan polisi di Mapolres TTS mengaku, pada Jumat akhir pekan lalu itu memang sempat menghubungi Rini.
Selanjutnya, kata Ima, pihaknya juga menelepon Rini pada Minggu (5/3/2017). Melalui SMS, Rini mengaku sudah berada di Jakarta dan sudah mulai bekerja.
“Kami dari PPA juga sudah mencoba menghubungi Rini melalui SMS. Rini menjawab bahwa dia sudah berada di Jakarta dan sudah mulai bekerja. Dia di jemput oleh seseorang yang bernama Marlin Taneo di bandara Soekarno Hatta,” jelas Mentor Ima.
Dia mengaku, melalui pesan singkat pula Rini berpesan untuk orangtuanya agar tidak mencari. Sebab dia sudah bekerja dan berjanji jika sudah mendapat uang akan mengirim ke orangtuanya.
Ima dan ibundanya berharap agar aparat kepolisian bisa membantu mencari keberadaan Rini untuk kemudian dibawa pulang ke rumah. (Paul Paparesi/VoN)