Borong, Vox NTT- Rencana pembangunan irigasi Wae Dingin di Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menuai keluhan Elisabet Samung, seorang janda asal Desa Bangka Kantar.
“Saya ini janda pak. Bagaimana nanti saya sekolahkan anak kalau tanaman saya seperti mahoni, kemiri dan kopi tergusur. Itu saja,” keluh Elisabet di hadapan forum sosialisasi proyek irigasi Wae Dingin di Balai Penyuluhan Pertanian Jengok-Bangka Kantar, Rabu, (8/3/2017).
Elisabet mengaku, proyek irigasi Wae Dingin bakal melewati kebun miliknya.
Jika nanti dibangun kata dia, maka bisa dipastikan sejumlah tanaman komoditi yang selama ini menjadi tumpuhan ekonomi Elisabet dan keluarga bakal digusur. Karena itu, ia meminta ganti rugi kepada pemerintah.
Menanggapi keluhan ini, Kepala Satker Jaringan Pemanfaatan Air Nusa Tenggara (NT) II Provinsi NTT Yayat Sumaryat menjelaskan, dalam perencanaan pembangunan irigasi Wae Dingin tidak ada anggaran untuk ganti rugi.
“Yang jelas tidak ada ganti rugi. Yang ada hanya untuk bangun fisik,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Sumaryat, permintaan tersebut tidak bisa diakomodir.
Ketiadaan dana ganti rugi lahan juga ditegaskan lagi oleh Wakil Ketua DPRD Matim, Gonis Bajang.
“Sudah jelas tadi tidak ada ganti rugi. Tapi kami bersama pemerintah akan duduk bersama untuk memikirkan ini,” katanya.
Dikatakan, duduk bersama dengan pemerintah nantinya tidak bermaksud untuk menyiapkan dana ganti rugi, tetapi kepada keikutsertaan meringankan beban masyarakat.
“Kita identifikasi dulu nanti berapa orang dan apa-apa saja yang terkena dampak. Memang tidak dianggarkan dalam APBD, tapi nanti kita carikan jalan keluarnya,” imbuhnya.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, proyek ini merupakan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun anggaran 2017 dengan dana Rp 45.853.828.000.
Dari total anggaran tersebut salah satunya dialokasikan untuk item pekerjaan bendungan.
Baca: Bendungan dan Saluran Irigasi Senilai Rp 45,8 Miliar Segera Dibangun di Matim
Mega proyek bendungan dan jaringan irigasi ini segera dibangun untuk mengairi sebesar 2.046,99 hektar (Ha) sawah di tiga desa. Ketiganya masing-masing, Bangka Kantar, Golo Kantar, dan Nanga Labang-Kecamatan Borong. (Ano Parman/VoN)