Borong, Vox NTT-Peneliti Alpha Research Database Indonesia, Ferdy Hasiman menanggapi proses penggodokan Peraturan Daerah (Perda) inisiatif DPRD Matim tentang perlindungan mata air.
Ia memandang Perda itu sebagai cerminan kehendak baik anggota dewan terhadap kelestarian lingkungan dan ketersediaan sumber air.
Tapi, ia minta Rancangan Peratutan Daerah (Ranperda) ini dibuat dengan baik dan tidak asal jadi.
Ia mengatakan, ada banyak Perda yang dibuat tanpa melalui proses yang baik sehingga sulit ditegakkan sebagaimana mestinya.
“Ada banyak contoh perda mubazir. Ini terjadi karena dibuat asal jadi tanpa mengindahkan proses. Akibatnya, (perda ini) sulit ditegakkan,” katanya melalui WhatsApp, Selasa (13/3/2017).
Ferdy menegaskan persoalan Ranperda itu harus dilihat secara utuh, mulai dari hulu hingga hilirnya. Proses di hulu, kata dia, akan menentukan mutu dan daya ikat sebuah Perda.
Sebaliknya, kenyataan di bagian hilir Perda menggambarkan visi politik hukum anggota dewan dan keteraturan proses legislasi di DPRD Matim.
“Proses yang ada saling berkaitan dan menentukan nasib perda itu sendiri. Artinya apa? Kalau kehendak politiknya baik, partisipasi masyarakatnya baik maka perda tersebut berlaku dan masyarakat patuh terhadapnya,” tukasnya.
“Jadi, sekalipun baru 1 perda inisiatif tapi hasilnya harus bagus. Prinsipnya yang kita cari bukan jumlah melainkan mutu,” imbuhnya. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN)