Borong, Vox NTT– Persoalan air minum bersih selalu menjadi beban yang harus ditanggung masyarakat desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, kabupaten Manggarai Timur (Matim).
Pasalnya, hingga kini masyarakat di desa tersebut terpaksa harus mengkonsumsi air kali sehari-hari. Hal itu disebabkan karena tidak ada air bersih di wilayah mereka.
Warga kampung Sok-Compang Ndejing, Maksimus dan Martin Loni, kepada media ini di desa itu, Kamis (17/3/2017) membenarkan sampai sekarang mereka masih mengkonsumsi air kali.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Matim belum menyediakan fasilitas penunjang air bersih untuk warga Desa Compang Ndejing.
“Masyarakat di sini secara rutin masih mengkonsumsi air dari kali. Karena sampai sekarang Pemkab Matim belum bangun jaringan air bersih,” ungkap mereka.
Mereka mengaku, ada dua kali sebagai sumber air bagi tiga anak kampung di desa itu.
Sumber air untuk warga Kampung Sok bagian timur yakni di kali Wae Laku. Sementara untuk Sok bagian barat, kampung Purang Mese, dan kampung Ligot setiap hari mengkonsumsi air di kali Wae Musur.
Jarak tempuh menuju dua kali tersebut pun cukup jauh.
“Kami harus jalan kaki dengan jarak masing-masing sekira 2 kilometer. Itu juga harus turun gunung. Benar-benar sedih kita warga yang di desa ini. Belum tahu sampai kapan derita ini berakhir,” ujar Maksimus.
Terpisah, warga Purang Mese-Compang Ndejing, Hendrikus dan Yulita Madi kepada media ini mengatakan, warga secara terpaksa mengkonsumsi air kali. Itu lebih baik dari pada tidak sama sekali mendapatkan air.
Walaupun mereka tau mengkonsumsi air kali memang tidak memenuhi standar kesehatan. Namun demi kebutuhan air setiap hari warga terpaksa menggunakannya.
Saat hujan turun warga mengkonsumsi air hujan, sebab air di kali terjadi banjir dan kotor. Warga yang lain pun terpaksa membeli air yang dijual menggunakan mobil tangki.
Hendrikus dan Yunita berharap Pemkab Matim bisa memperhatikan nasib warga di Desa Compang Ndejing dengan membangun jaringan air bersih.
“Harapannya, kami bisa memperoleh air yang kualitasnya layak untuk dikonsumsi. Selama ini setiap hari kami harus pikul air dari tempat yang jauh. Benar-benar sengsara. Padahal setiap kali kami pergi timba air di kali, selalu dilihat para pejabat pemerintah, termasuk DPRD. Terkesan tidak peduli terhadap kondisi kami di sini,” ujar mereka. (Nansianus Taris/VoN)