Borong, Vox NTT- Bakal Calon Bupati Manggarai Timur (Matim) Frans Sarong sudah resmi meminang Yohanes Nahas sebagai wakilnya. Acara Peminangan berlangsung di kediaman Yohanes Nahas di Kampung Mano, Kelurahan Mando Sawu, Kecamatan Poco Ranaka, Selasa (21/3/2017).
Kegiatan peminangan diawali rangkaian upacara adat “taeng” atau meminang. Acara adat ini juga dimaknai agar leluhur dari kedua keluarga besar menyatuh mendukung langkah mereka untuk maju memperebutkan kepala dan wakil kepala daerah Matim 2018 mendatang.
Hadir dalam peminangan tersebut keluarga besar bakal calon bupati Frans Sarong dari kampung Mbao-Kota Kota Komba, keluarga bakal calon wakil Poco Ranaka, pengurus Partai Golkar Matim dari tingkat kabupaten hingga ranting, simpatisan serta undangan lain.
Nahas Yohanes bakal Calon Wakil Bupati dalam sambutan mengatakan dirinya memutuskan untuk menerima bakal Calon Bupati Matim Frans Sarong karena begitu banyak dukungan warga, masyarakat dan partai. Sehingga ia dengan tulus menerima pinangan Sarong.
Dukungan seluruh masyarakat tentu membuat dirinya terpanggil membangun Matim. Karena itu ia mengajak kelurga, simpatasian supaya menyampaikan kabar bahwa paket Frans Sarong- Nahas Yohanes (Sarnas) resmi ikut dalam helatan Pilkada Matim 2018.
Sementara Frans Sarong dalam sambutan mengatakan dirinya secara resmi meminang Yohanes Nahas setelah melalui proses yang sangat panjang.
“Keputusan final untuk maju bertarung dalam Pilkada Matim tahun 2018,” kata Frans
Dia mengatakan keputusan meminang Nahas Yohanes karena memiliki visi dan misi yang sama untuk membangun Matim. Pensiunan wartawan Harian Kompas itu menyebut tagline paket mereka yakni SarNas (Sarong-Nahas). Kekuasaan itu poin, bukan koin.
Sarong menjelaskan, poin itu merupakan pengabdian dengan semangat memberi tanpa berharap menerima. Sementara koin merupakan uang yang dikumpulkan. Saatnya bukan koin yang dikumpulkan melainkan pengabdian yang tulus untuk Matim.
Dia juga meminta semua keluarga dan seluruh masyarakat Matim untuk mendukung SarnNas, sebab tanpa dukungan semua masyarakat akan sia-sia. Ke depan tentu akan dilakukan survei dan hal itu sangat menentukan ektabilitasnya. (Nansianus Taris/VoN)