Maumere, VoxNtt.Com- Warga Dusun Dobo, Desa Ian Tena, Sikka hingga kini masih kesulitan mengakses air bersih.
Selama ini warga menyandarkan pemenuhan air bersih dari air hujan. Di musim kemarau setiap keluarga terpaksa harus membeli air dari mobil tangki dengan harga yang terhitung mahal.
Oleh karena itu warga meminta Pemda Sikka tidak tutup mata atas pemenuhan hak dasar mereka.
“Air ini hak dasar kami sebagai warga negara. Karena itu kami minta Pemda Sikka agar tidak tutup mata dan telinga,” ujar tokoh masyarakat setempat, Yohanis Laki kepada VoxNtt.Com pada Senin (20/3/2017).
Menurut Yohanis, masalah selama ini bila musim panas tiba yang berkisar antara April sampai dengan Oktober. Masyarakat harus membeli air dengan harga yang sangat mahal.
“Per tangki kalau sampai di Piring atau Dobo itu berkisar antara Rp 160.000 sampai Rp Rp 250.000,” ungkapnya.
Rata-rata pemakaian satu tengki air per keluarga adalah 2-3 minggu.
“Itu dipakai untuk kebutuhan minum, mandi cuci, kakus dan juga minum ternak,” terang warga Piring lainnya, Maria Nona Marlin (32).
Menurut Marlin, sebelum warga mengenal bak penampung, mereka biasanya menggambil air di dua mata air yakni Wair Ra’u dan Wair Menik yang terletak di lereng bukit. Sayangnya, debit kedua mata air tersebut sangat minim dan kering di musim panas.
Selain mengambil air dari kedua mata air tersebut, di masa lampau mereka menggunakan air pisang.
“Dulu kami pakai air pisang. Kalau cuci pakaian baru kami pergi cuci di Geliting,” terangnya.
Lebih tragis lagi cerita dari Kampung Dobo. Karena terletak di ketinggian dan sulit dicapai kendaraan, warga membangun bak penampung di luar kampung. Letaknya kurang lebih 500 m dari kampung Dobo.
“Kami bangun bak di dekat situs Perahu Dobo,” terang mantan Kepala Dusun Dobo, Kanisius Ani (48).
Selanjutnya warga bersama-sama membeli air tangki. Selanjutnya setiap hari masing-masing keluarga harus mengambil air dari bak penampung tersebut.
Menurut Kanisius warga telah beberapa kali mengusulkan ke pihak Pemerintah Desa Ian Tena.
“Kami sudah sering kali masukkan di musrenbang tetapi tidak pernah ada jalan keluarnya,” ungkapnya.
Karenanya, sejalan dengan Yohanis Laki, Kanisius berharap ke depannya ada respon dari masyarakat terkait keluhan warga terkait sulitnya mengakses air bersih.
Pantauan media ini, Desa Ian Tena terdiri atas 3 dusun, yakni Dusun Dobo, Dusun Baobatun dan Dusun Habihogor.
Warga Dusun Dobo dan Dusun Baobaton sulit mengakses air bersih. Sementara itu, warga Dusun Habihogor telah terlayani kebutuhan air bersihnya dari sumur bor yang dibuat oleh P2AT. (Are De Peskim/VoN)