Kota Kupang, Vox NTT-Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank NTT yang dipimpin oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sempat berlangsung alot.
Rapat yang diselenggarakan di Hotel Jayakarta Labuan Bajo-Manggarai Barat (Mabar) itu dimulai pukul 10.00 Wita hingga pukul 19.00 Wita, Sabtu (25/3/2017).
Menurut Bupati Ende, Marsel Petu pembahasan alot terjadi pada saat pembahas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang direvisi.
Sementara Wakil Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke mengatakan RUPS itu berjalan alot karena lama membahas soal kredit besar yang macet.
Selain itu, kata Heke, alotnya RUPS karena membahas persoalan uang yang hilang milik nasabah, mutasi intern Pegawai Bank NTT dan soal kewenangan Plt Dirut Bank NTT.
Rapat menjadi tambah alot ketika Bupati Ngada, Marianus Sae meminta agar Bank NTT terbuka dalam persoalan kredit macet.
Marianus juga kembali mempertanyakan terkait saham milik Pemkab Ngada yang hilang di Bank NTT, Marianus Sae meminta agar Bank NTT mengembalikan uang itu.
“Uang milik Pemkab Ngada yang hilang di Bank NTT sebanyak Rp 11 miliar itu untuk dikembalikan,” kata Marianus Sae dalam rapat tertutup para bupati dengan Gubernur NTT sebelum RUPS dimulai.
Tanggapan Netizen
Kabar alotnya rapat ini menuai beragam tanggapan dari netizen. Berita yang diturunkan VoxNtt.com dengan judul “Kredit Macet dan Hilangnya Uang Nasabah Jadi Alasan RUPS Bank NTT Alot” hingga Senin, (27/03/2017) pukul 01.30 Wita, telah dibaca oleh 6.180 netizen di NTT bahkan di luar NTT.
Tanggapan paling banyak terjadi di Grup Facebook Veki Lerik, Bebas Bicara, Bicara Bebas. Di grup ini tercatat 290 likers, 43 komentar dan 28 kali dibagikan.
Salah satu netizen bernama Marthen Radja menulis kisruh para pemegang saham dalam RUPS ini sebagai indikator yang tidak sehat dalam hal managemen.
“Indikator ada yang tidak sehat dalam managrmen. Perlu diperjelas lewat audit dan proses hukum” tulisnya
Akun bernama Yexon Maraden menilai kasus ini sudah menjadi lagu lama
“Lagu lama,,,BPK audit trus lanjutkan ke Kejari,terbukti penjara,jngn bnyk omong” tulisnya.
Akun lain bernama Idho Rpd juga menyorot, “Krmana sonde kredit macet ko org mau pelunasan na kasi pinalti d batang leher sampe org harus bayar lari lewat dr pokok pinjaman…”
Yohan JeJe bahkan menulis ” Bank ntt kebangaan kami..kok gini memalukan”
Tanggapan netizen juga memuji sikap Bupati Ngada, Marianus Sae yang berani menyuarakan kasus ini.
“Salut bt bupati marianus sae.. itu dulu br tipe pmimpin” tulis akun bernama Dance Pah.
Berbagai tanggapan tersebut hampir semuanya menyudutkan manajemen Bank milik masyarakat NTT ini.
Sebuah akun yang sinyalir milik Daniel Tagu Dedo, akhirnya turut nimbrung dalam komentar.
Daniel yang merupakan mantan direktur Bank NTT menulis beberapa klarifikasi yang diklaimnya dapat meluruskan pemberitaan.
“Perlu saya luruskan pemberitaan ini : 1. Kasus Dana Pemkab Ngada Di bankNTT sudah inkrah di Mahkamah Agung, itu adalah upaya Pembobolan bank oleh oknum bendahara Pemkab Ngada dan CS BankNTT yang GAGAL. MODUS OPERANDI dengan teknis Kitting (gali-lobang-tutup-lobang). Sudah terbukti di Pengadilan TIPIKOR kupang. 2. Mengenai kredit macet, adalah akumulasi kredit bermasalah dengan plafond kredit di bawah Rp. 50M, sehingga prosesnya tidak sampai ke Dirut, karena kewenangan Dirut sudah dirubah oleh Dewan Komisaris dari Rp 15M menjadi di atas Rp 15M. Dengan demikian kalau ada pihak-pihak yang ingin menyalahkan ke saya, adalah KELIRU 100%. 3. Kredit macet bankNTT masih dalam kategori SEHAT” tulis Daniel.
Walaupun dalam pemberitaan tidak menyinggung kewenangan direktur bank NTT dalam memberikan kredit, namun Daniel yang sedang digadang untuk maju NTT 1 ini menjelaskan kewenangan dirut yang mengalami perubahan.
“Koreksi kewenangan Dirut telah dirubah dari Rp15M menjadi Rp50M. Sebelum kredit macet yang Rp35M Diproses. Proses perubahan kewenangan Kredit Dirut oleh Dewan Komisaris TANPA MELALUI RAPAT PENGURUS. Dan perubahan ini dilakukan sebelum beberapa kredit besar di bawah Rp 50M disetujui” jelas Daniel.
Dia juga menyampaikan “Persetujuan kredit-kredit besar di bawah Rp 50M, saya ketahui setelah dilakukan pemeriksaan oleh SKAI, upaya-upaya utk menyelamatkan kredit-kredit tsb sudah dilakukan, namun belum tuntas. Sehingga masyarakat tidak perlu kuatir” terangnya.
Sebelumnya, RUPS yang awalnya dijadwalkan berakhir pada Sabtu (25/3/2017) terpaksa ditunda lantaran ada revisi AD/ART Bank NTT.
Wakil Bupati Sabu Raijua,Nikodemus Rihi Heke kepadaVoxNtt.com usai pelaksanaan RUPS itu mengatakan, RUPS sudah selesai. Sedangkan agenda untuk pemilihan Dirut dan Direksi yang baru ditunda lantaran ada revisi AD/ART.
Revisi AD/ART itu kata Nikodemus, perlu mendapat persetujuan Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta.
“Sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pemilihan Dirut Bank NTT dan direksi,’’ujarnya.
Sementara itu, Plt Dirut Bank NTT, Eduardus Bria Seran kepada wartawan mengatakan pelaksanaan RUPS Bank NTT sudah selasai.
Para Bupati se NTT selaku pemegang saham menerima dengan baik laporan pertranggunjawaban para direksi Bank NTT.
Sedangkan terkait tidak dilaksanakan agenda pemilihan Dirut dan Direksi Bank NTT yang baru, dirinya mengaku bukan urusan para direksi Bank NTT.
“Pemilihan Dirut dan Direksi NTT itu urusan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya selaku pemegang saham pengendali,” kata Bria Seran. (GS/ Andre/VoN).