Vox NTT- Aliansi Mahasiswa Manggarai (AMANG)-Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta, Rabu, 29 Maret 2017 terkait polemik pengelolaan Pantai Pede di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), ujung barat Pulau Flores.
Mereka adalah kumpulan mahasiswa asal Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari berbagai kampus di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut Ario Jempau, kordinator AMANG menuntut DPP PDIP untuk memecat Gubernur NTT Frans Lebu Raya dari partai berideologi wong cilik itu.
“Lebu Raya sudah selama dua dekade menjadi pemimpin nomor satu di NTT, namun kepemimpinannya tidak membawa dampak yang signifikan. Bahkan, dalam polemik Pantai Pede, Lebu Raya tidak menggubris tuntutan masyarakat dan surat Mendagri. Kami mengecam keras Lebu Raya yang lebih memilih menjadi cukong kapitalis,” tegas Ario sebagai termuat dalam press release AMANG yang salinannya diterima VoxNtt.com
“Presiden harus secara langsung mengawal sikap Mendagri agar tetap konsisten di jalur keputusan yang sudah dikeluarkan, sekalipun itu harus mungkin membuat Presiden kembali bertanya ‘kok segalanya harus dilimpahkan ke saya kembali?’. Masa kami harus mengadu ke pemimpin Negara lain?,” kata Ario.
Pastor Peter C Aman OFM, Direktur Komisi Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Ordo Fransiskan yang ikut mendukung aksi ini mengingatkan bahwa dalam kasus Pantai Pede, modal telah berkuasa di atas kekuasaan politik dan kedaulatan rakyat yang pada prinsipnya menjadi roh utama demokrasi.
“Kasus Pantai Pede adalah perjuangan merebut kembali kedaulatan rakyat yang dikianati penguasa politik dan diambil para pemodal culas,” katanya.
Baca juga: Lebu Raya Membangkang, Gusti Dula Plin-Plan
“Dalam konteks ini, ‘wajar’ kalau gubernur dan bupati diam. Mereka adalah agen pemodal. Ini penistaan demokrasi politik dan ekonomi,” lanjutnya. (Gerasimos Satria/AA/VoN)